Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Donald Trump berhasil terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), empat tahun setelah meninggalkan Gedung Putih. Kemenangannya menandai awal dari kepemimpinan baru yang diperkirakan akan menguji lembaga-lembaga demokrasi domestik serta hubungan luar negeri AS.
Trump, 78 tahun, meraih lebih dari 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi presiden, menurut proyeksi Edison Research.
Kemenangannya dipastikan setelah memenangkan negara bagian Wisconsin, sehingga total suara elektoral yang diperolehnya mencapai 279, mengungguli Kamala Harris yang memperoleh 223 suara. Beberapa negara bagian masih dalam proses penghitungan suara.
Baca Juga: Donald Trump Resmi Terpilih Sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat
Trump juga unggul sekitar 5 juta suara dalam perolehan suara umum.
"Amerika telah memberi kita mandat yang belum pernah ada sebelumnya dan sangat kuat," ujar Trump dalam pidato kemenangannya di hadapan para pendukung di Palm Beach County Convention Center, Florida.
Setelah peristiwa penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021, banyak yang menduga karier politik Trump telah berakhir.
Namun, ia berhasil mengalahkan penantang dari Partai Republik dan kemudian mengalahkan Kamala Harris dari Partai Demokrat dengan memanfaatkan kekhawatiran masyarakat tentang inflasi serta tuduhan peningkatan kejahatan akibat imigrasi ilegal, meski tanpa bukti yang jelas.
Baca Juga: Dampak Kemenangan Trump, Saham Perbankan Big Caps Memerah dan Rekomendasi Analis
Di sisi lain, Harris tidak memberikan pernyataan kepada pendukungnya di Universitas Howard, tempat para pendukungnya berkumpul. Pidato singkat disampaikan oleh Cedric Richmond, ketua kampanye Harris, yang menyatakan bahwa Harris akan memberikan pernyataan resmi pada Rabu malam.
Dalam pemilu kali ini, Partai Republik berhasil memenangkan mayoritas di Senat AS, namun persaingan untuk menguasai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih berlangsung dengan keunggulan tipis yang dipegang oleh Partai Republik.
Fokus pada Ekonomi dan Pekerjaan
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa pemilih menilai pekerjaan dan ekonomi sebagai isu utama. Meski pasar saham mencapai rekor tertinggi, dengan pertumbuhan upah yang cepat dan pengangguran rendah, banyak warga Amerika masih frustrasi dengan harga yang tinggi.
Sebagian besar pemilih menyatakan lebih percaya kepada Trump daripada Harris dalam mengatasi isu-isu tersebut.
Baca Juga: Kamala Harris Belum Akui Kekalahan Saat Trump Melaju Menuju Kemenangan