Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Sebagai contoh, kilang AS terbesar, Motiva Enterprises LLC di Port Arthur, Texas. Setengah sahamnya milik perusahaan energi Arab Saudi, Saudi Aramco, dan disiapkan untuk menyerap minyak dari negeri petro dolar itu.
Kilang lain, terutama di California, terisolasi dari ladang minyak AS yang besar dan juga harus bergantung pada impor.
Ketidakcocokan antara apa yang kilang AS inginkan dan apa yang negeri uak Sam produksi berarti, bahwa pada 2018 Amerika Serikat mengimpor rata-rata 48 juta barel minyak mentah dan produk minyak bumi dari wilayah Teluk, menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS.
Baca Juga: China: Jangan salahkan siapapun terkait serangan ke Arab tanpa investigasi
Angka tersebut turun sekitar sepertiga dari satu dekade lalu, ketika produksi minyak dan gas dalam negeri AS melonjak, tetapi kira-kira di tingkat yang sama pada 1995 dan 1996 silam.
Phillip Cornell, senior fellow lainnya di Atlantic Council Global Energy Center, yang biasa memberi nasihat kepada Saudi Aramco, menyebut tweet Trump sebagai "omong kosong". "Dia pria yang suka hiperbola," sebutnya.
Hanya, Sarah Emerson, President ESAI Energy LLC, mengatakan, pemadaman produksi Arab Saudi jika diperpanjang bisa memberikan peluang bagi produsen minyak mentah AS untuk memperluas pasar luar negeri mereka.