Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim dirinya berhasil mencegah perang antara India dan Pakistan awal tahun 2025 ini dengan mengancam akan mengenakan tarif perdagangan hingga 250% terhadap kedua negara tersebut.
Berbicara dalam KTT Asia-Pasifik di Korea Selatan, Trump mengatakan ketegangan antara dua negara bertetangga itu sempat meningkat tajam setelah tujuh pesawat ditembak jatuh dalam insiden pertempuran pada Mei lalu.
“India dan Pakistan nyaris berperang. Saya menelepon Perdana Menteri India Narendra Modi dan para pemimpin Pakistan, dan saya katakan bahwa Amerika Serikat akan menghentikan perdagangan serta mengenakan tarif 250% jika mereka terus bertempur,” ujar Trump, disambut tepuk tangan para peserta.
"Itu cara halus untuk mengatakan bahwa kami tidak ingin berbisnis dengan kalian," tambah Trump.
Baca Juga: Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Ekspor Batubara RI
Trump menambahkan, awalnya kedua pihak menolak seruannya untuk gencatan senjata. “Mereka bilang, ‘Tidak, biarkan kami bertempur.’ Tapi dua hari kemudian, mereka menelepon dan berkata, ‘Kami mengerti,’ lalu pertempuran berhenti,” katanya.
Baik Kementerian Luar Negeri India maupun Pakistan belum memberikan tanggapan atas pernyataan terbaru Trump itu. Namun, sebelumnya New Delhi telah membantah klaim serupa.
Pemerintah India menyebut bahwa dalam percakapan telepon antara Modi dan Trump pada Juni, tidak ada pembahasan mengenai mediasi atau perdagangan. India juga menegaskan bahwa keputusan untuk menghentikan konflik diambil atas permintaan Pakistan sendiri.
Sebaliknya, Islamabad pernah berterima kasih kepada Trump atas perannya dalam meredakan ketegangan, bahkan sempat menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Baca Juga: DPR Pastikan Pemberangkatan Haji Indonesia 2025 Tak Terdampak Perang India-Pakistan
Meski mengaku berhasil menekan eskalasi, Trump tetap memberlakukan tarif tambahan terhadap India. Washington mengenakan bea masuk hingga 50% untuk sejumlah produk India, termasuk tambahan 25% sejak 27 Agustus karena India terus membeli minyak dari Rusia.
Sementara itu, tarif untuk produk Pakistan justru diturunkan dari 29% menjadi 19%.













