kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Trump klaim tombol nuklirnya lebih besar dari Kim


Rabu, 03 Januari 2018 / 11:00 WIB
Trump klaim tombol nuklirnya lebih besar dari Kim


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (2/1) malam, "tombol nuklir" miliknya "jauh lebih besar dan lebih kuat" daripada milik Kim Jong Un.

"Apakah ada seseorang dari rezimnya bisa memberitahu dia bahwa saya juga memiliki tombol buklir, tapi ini jauh lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya, dan tombol saya berfungsi!" demikian tweet Trump.

Tweet bernada ancaman ini diposting menyusul pidato Tahun Baru Kim, yang mengatakan bahwa senjata nuklir Korea Utara dapat menjangkau wilayah mana saja di Amerika Serikat dan mengancam dia memiliki tombol nuklir di mejanya.

Sebagian besar dunia kini berada di ambang peperangan karena kedua pemimpin tersebut telah mengeluarkan ancaman satu sama lain terkait senjata nuklir berulang dalam setahun terakhir. Amerika Serikat dan Korea Utara pernah terlibat peperangan pada tahun 1950an.

Salah satu ahli strategi perang David Roche mengatakan kepada CNBC, sangat penting untuk memantau tindakan yang diambil oleh Trump melawan Korea Utara karena hal ini dapat mengakibatkan perang dingin antara AS dan China.

Roche, yang merupakan presiden dan strategi global Independent Strategy, mengatakan peristiwa saling mengancam antara dua kekuatan ekonomi dan militer akan memiliki implikasi global untuk perdagangan dan investasi di seluruh dunia.

Sebelumnya pada Selasa, Trump mengatakan bahwa sanksi terhadap Korea Utara "mulai memiliki dampak yang besar," menyusul usulan perundingan yang diusulkan antara Pyongyang dan Seoul selama Olimpiade Musim Dingin yang akan datang.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk Jepang dan Korea Selatan, telah meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Korea Utara dalam upaya untuk menghentikan pembangunan nuklir dan rudal rezim komunis tersebut.

Para ahli memprediksi bahwa apa yang disebut "Tombol Nuklir" oleh Trump tidak benar-benar ada, meskipun setiap tindakan nuklir AS akan berasal dari Gedung Putih.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×