Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kemarin mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Trump mengatakan mereka akan menyerang jika Iran menyerang warga AS atau aset AS sebagai respons atas serangan drone AS yang menewaskan komandan militer Qassim Soleimani di Irak.
Trump tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha mengurangi ketegangan yang muncul akibat serangan pada hari Jumat (3/1) yang dia perintahkan. Trump justru menegaskan ancaman keras pada Iran lewat Twitter.
Trump menulis bahwa Iran berbicara dengan sangat lantang mengenai target membidik aset AS untuk merespons tewasnya Soleimani. Trump mengatakan bahwa AS telah menargetkan 52 lokasi Iran. Sebagian merupakan, "Situs tingkat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran, dan target tersebut bersama dengan Iran AKAN DISERANG DENGAN SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS," ungkap Trump lewat Twitter, Sabtu (4/1) waktu Washington.
Baca Juga: Iran: Membunuh Soleimani sama saja membuka perang
Trump menambahkan bahwa AS tidak ingin ancaman lagi. Dia menambahkan bahwa 52 lokasi yang ditargetkan oleh AS mewakili 52 orang AS yang disandera Iran setelah ditangkap di kedutaan AS di Tehran pada tahun 1979. Kicauan Trump ini dirilis pada masa libur dia di Florida.
Pernyataan Trump bahwa AS akan menyerang lokasi yang penting bagi budaya Iran menimbulkan pertanyaan. Colin Kahl, mantan pejabat keamanan nasional pada pemerintahan Obama menuliskan di Twitter bahwa sulit percaya Pentagon akan memberikan opsi target lokasi kebudayaan Iran. "Trump mungkin tidak peduli dengan hukum perang, tapi para perencana Departemen Pertahanan dan pengacara akan peduli karena menargetkan lokasi kebudayaan adalah kejahatan perang," kata Kahl.
Pentagon menolak berkomentar pada 52 target dan merujuk pertanyaan ke Gedung Putih. Gedung Putih pun tidak menanggapi pertanyaan ini.
Baca Juga: Makin memanas, militer AS serang milisi Irak yang didukung Iran
Soleimani tewas pada serangan drone AS ketika konvoi di bandara Baghdad. Pemimpin milisi Irak yang didukung oleh Iran, Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas dalam serangan AS. Serangan ini telah meningkatkan momok konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Pada Sabtu, Gedung Putih mengajukan pemberitahuan resmi bahwa serangan tersebut berdasarkan 1973 War Powers Act.
Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi mengatakan bahwa tindakan militer pemerintahan Trump yang provokatif, memanas, dan tidak proporsional ini menempatkan anggota pasukan AS, diplomat, dan warga AS serta sekutunya dalam bahaya.
Pada Sabtu sore waktu Baghdad, sebuah roket jatuh di Green Zone Baghdad di dekat Kedutaan Besar AS. Satu roket menghantam lokasi Jadriya di dekat Green Zone. Dua roket ditembakkan ke pangkalan udara Balad. Militer Irak mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam serangan-serangan ini.