Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuntut India untuk mencabut tarif balasan yang diberlakukan oleh New Delhi pada bulan ini. Ia menyebut aksi India tersebut tidak dapat diterima sekaligus memberi sinyal hubungan perdagangan antara kedua negara memburuk dengan cepat.
Seperti diberitakan Reuters, India mengenakan bea tambahan pada 28 produk asal AS setelah pemerintahan Trump mengeluarkan sejumlah produk India dari daftar bebas bea masuk.
Washington juga kesal dengan rencana New Delhi untuk membatasi aliran data lintas batas dan memberlakukan aturan yang lebih ketat pada industri e-commerce yang akan merugikan perusahaan-perusahaan asal AS yang beroperasi di India.
"Saya berharap dapat berbicara dengan Perdana Menteri Modi tentang fakta bahwa India, selama bertahun-tahun menerapkan tarif yang sangat tinggi terhadap Amerika Serikat. Dan baru-baru ini kembali menaikkan tarif," cuit Trump di twitter.
"Hal ini tidak dapat diterima dan tarif tersebut harus ditarik!" Kata Trump, yang akan bertemu Modi pada KTT G20 di Jepang pada minggu ini.
Namun sejumlah sumber dari kalangan pemerintah menolak argumen Trump, dengan mengatakan tarif India tidak setinggi negara-negara berkembang lainnya. Malahan tarif AS untuk beberapa jenis produk justru jauh lebih tinggi.
Tweet Trump tersebut datang beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo meninggalkan New Delhi usai bertemu dengan Modi. Sebenarnya, Pompeo terlihat berupaya meredakan perselisihan dengan India.
Namun lewat twitter, Trump nampaknya telah merusak upaya Pompeo untuk mengurangi gesekan antara kedua negara.
Sebelumnya pada Mei lalu Trump telah mencabut hak perdagangan untuk India di bawah Sistem Preferensi Umum (GSP), di mana New Delhi adalah penerima manfaat terbesar yang memungkinkan mereka untuk bisa mendapatkan fasilitas ekspor bebas bea hingga senilai US$ 5,6 miliar.
India juga pada awalnya menyiapkan diri untuk menaikkan pajak impor setinggi 120% atas sejumlah produk dari AS. Hal tersebut dipicu oleh penolakan Washington untuk membebaskan India dari kenaikan tarif impor baja dan aluminium.
Namun New Delhi berulang kali menunda rencana menaikkan tarif tersebut karena kedua negara terlibat dalam upaya pembicaraan perdagangan.
Perdagangan di antara kedua negara sendiri bernilai US$ 142,1 miliar di tahun 2018, dengan India memiliki surplus $ 24,2 miliar.