kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump: Negara-negara bagian di AS dengan aman membuka kembali bisnis


Rabu, 22 April 2020 / 21:02 WIB
Trump: Negara-negara bagian di AS dengan aman membuka kembali bisnis
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara sambil menunjuk ke arah China pada sebuah grafik yang memperlihatkan kasus kematian saat arahan singkat harian satuan tugas khusus virus korona (COVID-19) di Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Sabt


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Donald Trump mengatakan, negara-negara bagian di Amerika Serikat (AS) dengan aman mulai membuka kembali bisnis, bahkan ketika beberapa pejabat kesehatan memperingatkan relaksasi pembatasan terlalu cepat bisa memicu lonjakan kasus virus corona baru.

Twit Trump tersebut adalah bentuk dukungan bagi para gubernur di beberapa negara bagian yang sebagian besar di wilayah AS Selatan yang melonggarkan pedoman jarak sosial, yang telah menutup bisnis dan sebagian besar mengurung penduduk di rumah mereka.

“Negara-negara bagian dengan aman kembali. Negara kita mulai MEMBUKA BISNIS lagi. Perhatian khusus adalah, dan akan selalu, diberikan kepada para senior yang kita cintai (kecuali saya!),” kicau Trump di akun Twitternya, Rabu (22/4), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Kasus baru corona terus turun, Spanyol kurangi penguncian mulai Mei

Georgia, di antara setengah lusin negara bagian AS yang akan membuka lebih banyak kegiatan bisnis, memberikan lampu hijau kepada pusat kebugaran, salon rambut, arena bowling, dan layanan tato dan pijat untuk beroperasi kembali pada Jumat (24/4), diikuti bisokop dan restoran pekan depan.

Keputusan untuk melonggarkan pembatasan telah menyulut kontroversi beberapa pemilik bisnis dan lainnya yang ingin meningkatkan serta menjalankan perekonomian kembali dengan pejabat publik dan kesehatan yang waspada, memperingatkan kemungkinan kemunculan kembali kasus virus corona.

"Ini masalah yang memprihatinkan, seluruh ide untuk membuka (bisnis) ini. Ini didasarkan pada parameter yang dihasilkan non-sains,” kata Dr. Boris Lushniak, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Maryland kepada Reuters.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan, mayoritas warga AS percaya bahwa pedoman untuk tetap di rumah harus tetap berlaku sampai pejabat kesehatan masyarakat memutuskan situasi sudah aman, meskipun terjadi kerusakan pada ekonomi negeri uak Sam.

Serangkaian protes telah pecah selama seminggu terakhir yang menyerukan larangan pencabutan bisnis.

Kematian akibat Covird-19, penyakit pernafasan yang disebabkan virus corona, di AS telah melampaui angka 45.000 secara nasional, ketika kasus-kasus infeksi meningkat menjadi lebih dari 811.000, menurut penghitungan Reuters.

Baca Juga: Tembus 10.000, kasus corona di Singapura masih tertinggi di Asia Tenggara

Negara Bagian New Jersey, Pennsylvania, dan Michigan masing-masing melaporkan jumlah kematian tertinggi dalam 24 jam terakhir pada Selasa (21/4) lebih dari 800 orang. Sementara New York, pusat wabah di AS, memiliki 481 kematian baru.

Saat negara-negara bagian maju dengan rencana untuk membuka kembali bisnis, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperingatkan gelombang kedua virus corona bisa lebih buruk karena bertepatan dengan bergulirnya musim flu.

"Ada kemungkinan serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui," kata Direktur CDC Robert Redfield dalam wawancara dengan Washington Post yang terbit Selasa.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×