kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   17.000   0,69%
  • USD/IDR 16.736   31,00   0,19%
  • IDX 8.618   -59,15   -0,68%
  • KOMPAS100 1.184   -5,89   -0,50%
  • LQ45 852   -0,86   -0,10%
  • ISSI 307   -3,32   -1,07%
  • IDX30 439   1,78   0,41%
  • IDXHIDIV20 511   4,81   0,95%
  • IDX80 133   -0,51   -0,38%
  • IDXV30 138   -0,59   -0,43%
  • IDXQ30 140   1,06   0,76%

Trump Pamer Capaian dan Salahkan Biden atas Tingginya Harga Barang


Kamis, 18 Desember 2025 / 17:25 WIB
Trump Pamer Capaian dan Salahkan Biden atas Tingginya Harga Barang
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato malam yang jarang dilakukan dari Gedung Putih pada Rabu (17/12/2025). /TRUMP (REUTERS/Nathan Howard)


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan pidato malam yang jarang dilakukan dari Gedung Putih pada Rabu (17/12/2025).

Dalam pidato tersebut, Trump menonjolkan berbagai capaian pemerintahannya sekaligus menyalahkan pendahulunya dari Partai Demokrat atas masih tingginya harga barang konsumsi, di tengah persiapan Partai Republik menghadapi pemilu sela (midterm) yang diperkirakan berlangsung ketat tahun depan.

“Sebelas bulan lalu, saya mewarisi kekacauan, dan sekarang saya sedang memperbaikinya,” ujar Trump dalam pidato berdurasi kurang dari 20 menit yang disampaikan dengan tempo cepat.

Presiden dari Partai Republik itu, yang kerap mengeluhkan kurangnya pengakuan atas kinerjanya, tidak mengumumkan banyak kebijakan baru untuk mengatasi tingginya biaya hidup.

Baca Juga: Trump Tegaskan Ketua The Fed Berikutnya Pro-Pemangkasan Suku Bunga Agresif

Sebaliknya, pidato tersebut sarat dengan nada keluhan, mulai dari isu imigrasi, kejahatan kekerasan, hingga hak transgender, yang disampaikan di Diplomatic Reception Room Gedung Putih yang dihiasi dekorasi liburan.

Trump menyalahkan mantan Presiden Joe Biden, perjanjian dagang sebelumnya, imigran, serta apa yang ia sebut sebagai sistem yang korup atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi masyarakat AS saat ini.

Namun demikian, Trump juga memuji langkah pemerintahannya sepanjang tahun ini, termasuk upaya menekan penyeberangan ilegal di perbatasan serta menurunkan harga sejumlah barang. Ia berjanji Amerika Serikat akan menjadi negara yang lebih kuat pada tahun depan.

Bonus untuk Militer dan Wacana Reformasi Kesehatan

Di antara sedikit inisiatif kebijakan yang diumumkan, Trump menyatakan pemerintahannya akan menyalurkan “warrior dividend” sebesar US$1.776 kepada sekitar 1,45 juta anggota militer AS dalam waktu dekat.

Ia juga menyatakan dukungan terhadap usulan Partai Republik untuk menyalurkan bantuan tunai langsung kepada masyarakat guna menekan biaya asuransi kesehatan, alih-alih memberikan subsidi melalui Affordable Care Act (ACA). Namun, usulan tersebut hingga kini belum memperoleh dukungan yang cukup di Kongres.

Baca Juga: Pidato di Gedung Putih, Trump Klaim Prestasi di Tengah Anjloknya Kepuasan Publik

“Saya ingin uang itu langsung diberikan kepada rakyat, sehingga Anda bisa membeli layanan kesehatan sendiri,” kata Trump. “Satu-satunya pihak yang akan dirugikan adalah perusahaan asuransi.”

Menariknya, Trump hanya sedikit menyinggung kebijakan luar negeri, padahal isu tersebut mendominasi tahun pertama masa jabatan keduanya. Ia hanya menyebut sepintas perang di Gaza, tanpa menyinggung konflik di Ukraina maupun ketegangan yang berkembang dengan Venezuela.

Penilaian Publik terhadap Ekonomi Masih Lemah

Pidato tersebut menjadi kesempatan bagi Trump untuk merespons kekhawatiran publik terkait daya beli, isu yang sebelumnya kerap ia sebut sebagai “tipuan Demokrat”.

Meski tetap menyalahkan era kepemimpinan Biden, Trump mengakui bahwa harga-harga masih tinggi, namun menegaskan perekonomian AS berada pada posisi “siap” untuk melonjak.

“Saya sedang menurunkan harga-harga itu, dan menurunkannya dengan sangat cepat,” ujarnya.

Trump berjanji kondisi ekonomi akan membaik tahun depan, dengan mengacu pada kebijakan pajak, tarif impor, serta rencananya mengganti Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Baca Juga: Isu Visa H-1B Memanas, Investor Tekan Amazon dan Walmart

Janji tersebut menjadi penting bagi Partai Republik yang berupaya mempertahankan kendali atas Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat dalam pemilu November tahun depan. Di sisi lain, Partai Demokrat mulai menyoroti isu keterjangkauan harga dan perbedaan pandangan soal kebijakan kesehatan.

Trump sebelumnya berhasil memenangkan pemilu dengan menjadikan ekonomi sebagai isu utama, memanfaatkan tingginya inflasi pada masa pemerintahan Biden untuk mengalahkan mantan Wakil Presiden Kamala Harris.

Namun sebagai presiden, kebijakan tarif Trump tahun ini justru memicu ketidakpastian dan mendorong kenaikan harga. Seperti Biden sebelumnya, Trump juga menghadapi kesulitan meyakinkan publik bahwa kondisi ekonomi berada dalam keadaan sehat.

Survei Reuters/Ipsos terbaru menunjukkan hanya 33% warga dewasa AS yang menyetujui cara Trump menangani perekonomian.

Kritik Demokrat dan Klaim Investasi Triliunan Dolar

Usai pidato, para tokoh Demokrat menilai Trump tidak menawarkan solusi nyata. Senator Mark Warner dari Virginia menyebut pidato tersebut sebagai “upaya menyedihkan untuk mengalihkan perhatian”.

Sementara Gubernur California Gavin Newsom, yang disebut-sebut sebagai kandidat presiden potensial 2028, hanya mengunggah kata “Me” merujuk pada Trump lebih dari 700 kali di media sosial.

Dalam pidatonya, Trump juga mengklaim telah menarik US$18 triliun investasi yang akan menciptakan lapangan kerja dan membuka pabrik-pabrik baru. Ia menyebut kebijakan tarif sebagai faktor utama.

Baca Juga: Trump Bakal Bahas Pelonggaran Aturan Ganja pada Hari Ini (18/12), Cek Dampaknya

“Setahun lalu negara kita mati… sekarang kita adalah negara terpanas di mana pun di dunia,” kata Trump.

Pidato tersebut disampaikan sehari sebelum rilis data inflasi terbaru dari Bureau of Labor Statistics. Setelah sempat menyentuh level terendah empat tahun di angka 2,3% pada April, inflasi tahunan kembali merangkak naik.

Data pemerintah terbaru menunjukkan pertumbuhan ekonomi mulai pulih setelah sempat terkontraksi pada awal tahun. Namun, data yang sama juga memperlihatkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja, kenaikan tingkat pengangguran ke level tertinggi dalam empat tahun, serta harga konsumen yang masih tinggi.

Selanjutnya: Lampu Natal, Infrastruktur Kelas Dunia, dan Ambisi MICE Moskow

Menarik Dibaca: 3 Zodiak Produktif! Ramalan Keuangan dan Karier Besok Jumat 19 Desember 2025




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×