Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras terkait ancaman yang menurutnya menjadi bahaya terbesar bagi umat manusia.
Dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu (9 Maret) dikutip Ladbible, Trump menegaskan bahwa perubahan iklim bukanlah ancaman eksistensial utama, melainkan senjata nuklir yang memiliki "tingkat kehancuran di luar imajinasi manusia".
Ancaman Nuklir Lebih Besar dari Perubahan Iklim
Dalam wawancara tersebut, Trump yang kini berusia 78 tahun dan mengendalikan sekitar 5.044 hulu ledak nuklir AS—jumlah yang hanya sedikit di bawah Rusia dengan 5.500 hulu ledak—menyatakan bahwa pengeluaran besar untuk pengembangan senjata nuklir menjadi ironi yang mengkhawatirkan.
"Kami menghabiskan banyak uang untuk senjata nuklir—tingkat kehancurannya di luar bayangan siapa pun. Sangat disayangkan bahwa kita harus mengalokasikan dana begitu besar untuk sesuatu yang, jika digunakan, kemungkinan besar akan mengakhiri dunia," ujar Trump.
Baca Juga: China Geram! Kecam Trump sebagai Pemimpin Bermuka Dua dalam Perang Dagang AS-Tiongkok
Trump juga mengkritik kebijakan mantan Presiden Joe Biden yang, menurutnya, lebih memprioritaskan isu pemanasan global dibandingkan ancaman nuklir. "Ancaman terbesar ada di rak-rak penyimpanan di berbagai negara, berupa senjata nuklir yang bisa meledakkan segala sesuatu dalam radius bermil-mil," tambahnya.
Surat ke Pemimpin Tertinggi Iran: Upaya Negosiasi atau Tindakan Militer?
Selain membahas ancaman nuklir global, Trump mengungkapkan bahwa dirinya telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan harapan dapat merundingkan kesepakatan baru terkait program nuklir Teheran. Trump sebelumnya menarik AS dari perjanjian nuklir Iran pada masa kepresidenannya yang pertama.
"Saya telah menulis surat kepada mereka, mengatakan, ‘Saya harap Anda mau bernegosiasi, karena jika kami harus bertindak secara militer, itu akan menjadi sesuatu yang sangat buruk,’" ujar Trump.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa lebih memilih jalur diplomasi dibandingkan konfrontasi militer. "Saya lebih suka bernegosiasi. Mungkin tidak semua orang setuju dengan saya, tetapi kita bisa mencapai kesepakatan yang hasilnya sama baiknya dengan kemenangan militer."
Namun, ia memperingatkan bahwa waktu semakin menipis. "Waktunya hampir tiba. Sesuatu akan terjadi, entah itu melalui negosiasi atau langkah lain. Saya harap mereka memilih negosiasi, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," tambahnya.
Trump juga menegaskan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dengan alasan keamanan global. "Alternatif lainnya adalah kita harus mengambil tindakan, karena kita tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir," tegasnya.
Baca Juga: Mark Carney Tantang Donald Trump! PM Kanada Baru Bersumpah Menang dalam Perang Dagang
Trump Ingin Diskusi dengan China dan Rusia soal De-eskalasi Nuklir
Peringatan Trump ini datang setelah bulan lalu ia menyatakan keinginannya untuk berbicara dengan China dan Rusia mengenai pengurangan program senjata nuklir mereka. Ia menyoroti bahwa produksi hulu ledak baru hanya akan semakin memperburuk situasi global.
"Tidak ada alasan bagi kita untuk terus membangun senjata nuklir baru. Kita sudah memiliki begitu banyak," kata Trump.
Menurutnya, dunia saat ini sudah cukup memiliki persenjataan untuk menghancurkan kehidupan berkali-kali lipat.
"Kita bisa menghancurkan dunia 50 kali, bahkan 100 kali. Namun, kita masih terus memproduksi senjata baru, dan mereka (China dan Rusia) juga melakukan hal yang sama. Kita menghabiskan banyak uang yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih produktif," pungkasnya.