Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mark Carney resmi menjadi Perdana Menteri Kanada setelah memenangkan pemilihan kepemimpinan Partai Liberal, menggantikan Justin Trudeau pada Minggu (9 Maret).
Mantan gubernur Bank of England dan Bank of Canada ini menjadi pemimpin pertama tanpa latar belakang politik yang langsung menjabat sebagai perdana menteri.
Carney diperkirakan akan segera dilantik dalam beberapa hari mendatang dan akan memimpin Partai Liberal dalam pemilu yang kemungkinan besar akan digelar dalam beberapa minggu ke depan.
Dalam pidato pertamanya, Carney langsung menyoroti ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat dan mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Resmi! Mark Carney Gantikan Justin Trudeau Jadi Perdana Menteri Kanada
Perang Dagang AS-Kanada Meningkat
Presiden AS ke-47, Donald Trump, baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif besar terhadap Kanada. Semua barang impor dari Kanada kini dikenai tarif 25 persen, sementara produk energi Kanada dikenai tambahan tarif 10 persen.
Trump mengklaim bahwa kebijakan ini dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban Kanada atas "kegagalan mereka dalam menghentikan aliran obat-obatan berbahaya ke AS."
Dalam pernyataannya, Trump bahkan menyebut bahwa satu-satunya cara bagi Kanada untuk menghindari tarif ini adalah dengan menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat, pernyataan yang langsung memicu reaksi keras dari Carney.
Pernyataan Tegas Carney: "Kanada Tidak Akan Pernah Menjadi Bagian dari AS"
Dalam pidato perdananya sebagai pemimpin Kanada, Carney menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan AS.
Baca Juga: Inilah Produk-Produk AS yang Terkena Tarif Balasan Kanada
"Amerika bukan Kanada. Dan Kanada tidak akan pernah, dalam bentuk apa pun, menjadi bagian dari Amerika," kata Carney dikutip dari Unilad.
Ia juga menegaskan bahwa Kanada tidak menginginkan konfrontasi ini, tetapi siap menghadapi tantangan yang diberikan oleh pemerintahan Trump.
"Kami tidak meminta pertarungan ini, tetapi Kanada selalu siap ketika ada pihak lain yang mulai menyerang. Amerika menginginkan sumber daya kami, air kami, tanah kami, bahkan negara kami. Jika mereka berhasil, mereka akan menghancurkan cara hidup kita," tambahnya.
Carney juga mengajak rakyat Kanada untuk bersatu menghadapi ancaman ini.
"Saya tahu ini adalah masa-masa sulit. Kesulitan yang datang dari negara yang tidak lagi bisa kita percaya. Kita harus menjaga diri kita sendiri dan saling mendukung. Kita harus bersatu dalam menghadapi tantangan yang ada di depan kita."
Baca Juga: Perang Dagang AS-Kanada Memanas, Trump Juluki Trudeau sebagai 'Gubernur Kanada'
Trudeau Serahkan Kepemimpinan dengan Pidato Emosional
Perdana Menteri yang akan lengser, Justin Trudeau, menyampaikan pidato emosional sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Carney. Trudeau, yang telah memimpin Kanada selama satu dekade, menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi negara tersebut.
"Sepuluh tahun terakhir penuh dengan tantangan. Krisis demi krisis menimpa Kanada, tetapi dalam setiap krisis, rakyat Kanada menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Kita selalu bersatu dan saling mendukung, dan setiap kali kita keluar dari krisis, kita menjadi lebih kuat."
Ia juga menekankan bahwa Kanada kini menghadapi "tantangan eksistensial" dari negara tetangganya. "Dan sekarang, saat Kanada menghadapi tantangan ekonomi besar dari negara tetangga kita, rakyat Kanada kembali menunjukkan ketahanan mereka."