Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Kedua pihak, Moskow dan Kyiv, membantah menargetkan warga sipil, namun ribuan warga tewas dalam konflik.
Estimasi konservatif jumlah korban tewas dan luka-luka mencapai 1,2 juta orang, menurut utusan Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg.
Trump, yang pernah mengklaim akan mengakhiri perang Rusia dalam 24 jam, mengakui tugas tersebut lebih sulit dari yang ia perkirakan.
Ia menambahkan, jika pertemuan hari Jumat berhasil, mengatur KTT tiga pihak dengan Zelenskiy akan lebih penting daripada pertemuan dengan Putin.
Baca Juga: Alaska Jadi Panggung Trump-Putin, Nasib Ukraina Jadi Taruhan
Zelenskiy menegaskan KTT harus membuka jalan bagi “perdamaian yang adil” dan pertemuan tiga pihak, namun Rusia masih melanjutkan perang.
Sebuah rudal balistik Rusia sempat menghantam wilayah Dnipropetrovsk, menewaskan satu orang dan melukai lainnya.
Trump menyebut adanya rasa saling menghormati antara dirinya dan Putin. “Dia orang pintar, sudah lama melakukannya, begitu juga saya… Kami saling menghormati,” kata Trump.
Ia menyambut keputusan Putin membawa pengusaha ke Alaska, namun menegaskan bisnis tidak akan dilakukan sebelum perang selesai, dan mengulangi ancaman konsekuensi ekonomi berat jika KTT gagal.
AS tengah mempertimbangkan penggunaan kapal pemecah es bertenaga nuklir Rusia untuk mendukung proyek gas dan LNG di Alaska sebagai salah satu kesepakatan potensial.
Sumber Kremlin mengatakan ada indikasi Moskow bisa siap kompromi terkait Ukraina, karena Putin memahami kerentanan ekonomi Rusia dan biaya melanjutkan perang.
Baca Juga: Trump: Presiden Rusia Putin Siap Membuat Kesepakatan Soal Ukraina
Reuters melaporkan sebelumnya bahwa Putin mungkin bersedia membekukan konflik di garis depan, asalkan ada jaminan hukum agar NATO tidak berkembang ke timur dan beberapa sanksi Barat dicabut.
Rusia, yang ekonominya terdampak perang, rentan terhadap sanksi AS lebih lanjut – dan Trump telah mengancam tarif terhadap pembeli minyak Rusia, terutama China dan India.
Putin minggu ini juga menyinggung kemungkinan perjanjian kontrol senjata nuklir baru untuk menggantikan perjanjian terakhir yang akan berakhir Februari mendatang.
Rusia menyatakan terbuka untuk gencatan senjata penuh, namun mekanisme pengawasan harus disepakati terlebih dahulu. Salah satu kompromi bisa berupa gencatan senjata di perang udara.