Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
The Fed memiliki mandat ganda dari Kongres untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan kesempatan kerja maksimal. Namun kondisi saat ini menimbulkan risiko konflik antara dua target tersebut.
Baca Juga: Trump Segera Umumkan Gubernur The Fed dan Kepala Biro Statistik Baru, Ini Calonnya
Penunjukan pengganti Kugler tetap membutuhkan konfirmasi dari Senat, dan apabila dicalonkan untuk masa jabatan penuh 14 tahun, diperlukan pemungutan suara baru di awal tahun depan.
Sementara untuk Ketua The Fed, proses konfirmasinya terpisah dan melalui jalur yang berbeda.
Kekhawatiran soal Independensi Data Statistik
Pengunduran diri Kugler diumumkan pada hari yang sama ketika Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Erika McEntarfer.
Trump menuding bahwa BLS memanipulasi data ketenagakerjaan untuk mencoreng kinerjanya.
Langkah ini memicu keprihatinan global mengenai independensi data pemerintah AS.
Para ekonom mengingatkan bahwa kombinasi kebijakan tarif impor dan pendekatan dagang Trump yang tidak konsisten bisa memperlambat pasar tenaga kerja dan meningkatkan inflasi, dua hal yang membuat The Fed masih enggan menurunkan suku bunga.
Baca Juga: Trump Akan Umumkan Calon Pengganti Pejabat The Fed dalam Beberapa Hari ke Depan
Pekan lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,50%. Namun, Waller menyatakan dissenting vote karena menilai risiko inflasi dari tarif relatif kecil, sementara pasar tenaga kerja dan pertumbuhan melemah.
Laporan ketenagakerjaan bulan Juli yang akan dirilis Jumat ini kemungkinan akan mengonfirmasi kekhawatiran tersebut.
Langkah Trump memecat kepala BLS menimbulkan kekhawatiran bahwa pengganti yang ditunjuk akan menjadi “orang dekat” presiden. Hal ini dikhawatirkan juga akan terjadi pada penunjukan Ketua The Fed berikutnya.
“Bayangkan jika kekhawatiran Anda adalah bahwa seorang loyalis ditempatkan memimpin lembaga statistik, dan datanya jadi tidak bisa dipercaya. Itu masalah besar,” kata Michael Strain, Direktur Studi Kebijakan Ekonomi di American Enterprise Institute, lembaga konservatif di Washington.
“Jika Presiden menunjuk sosok yang dianggap loyalis sebagai Ketua The Fed, dampaknya bisa berkali lipat dibanding kekisruhan di BLS.”