kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.662.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Trump Tegaskan Dirinya Ingin Kembali Membangun Hubungan dengan Kim Jong-un


Minggu, 09 Februari 2025 / 00:00 WIB
Trump Tegaskan Dirinya Ingin Kembali Membangun Hubungan dengan Kim Jong-un
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump meets with North Korean leader Kim Jong Un at the demilitarized zone separating the two Koreas, in Panmunjom, South Korea, June 30, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque


Sumber: Russia Today | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON- Presiden AS Donald Trump telah menyatakan keinginannya untuk membangun kembali hubungan dengan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un. Trump menyoroti hubungan masa lalu mereka dan menekankan pentingnya keterlibatan diplomatik.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan, "Kami akan memiliki hubungan dengan Korea Utara dan dengan Kim Jong-un."

Trump merenungkan interaksi sebelumnya dengan Kim, dengan menyatakan, "Saya sangat akrab dengannya, seperti yang Anda tahu. Saya pikir saya menghentikan perang." Dia menyarankan bahwa kemenangannya dalam pemilihan umum tahun 2016 membantu mencegah konflik, menambahkan, "Saya pikir jika saya tidak memenangkan pemilihan khusus itu, Anda akan berakhir dalam situasi yang sangat buruk. Tetapi saya menang, dan kami memiliki hubungan yang baik."

Baca Juga: Tim Trump Upayakan Pembicaraan Langsung dengan Kim Jong Un

Trump menekankan bahwa kemampuannya untuk terlibat dengan Kim bermanfaat bagi stabilitas global. "Saya pikir itu adalah aset yang sangat besar bagi semua orang bahwa saya bisa akrab dengannya. Maksud saya, saya cocok dengannya, dia cocok dengan saya, dan itu hal yang baik, bukan hal yang buruk.”

Ia juga mencatat bahwa negara-negara lain di kawasan itu, khususnya Tokyo, melihat nilai dalam pendekatan diplomatiknya. “Saya dapat memberi tahu Anda bahwa Jepang menyukai gagasan itu karena hubungan mereka tidak terlalu baik dengannya (Kim Jong-un), dan jika saya dapat menjalin hubungan tidak hanya dengannya tetapi juga orang lain di seluruh dunia yang tampaknya mengalami kesulitan, saya pikir itu adalah aset yang luar biasa bagi dunia, bukan hanya Amerika Serikat.”

Jangkauan diplomatik Trump ke Korea Utara menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS selama masa jabatan pertamanya. Setelah periode awal ketegangan yang meningkat pada tahun 2017, di mana Trump menyebut Kim sebagai “Rocket Man” dan mengancam “api dan amarah” jika Korea Utara melanjutkan ambisi nuklirnya, kedua pemimpin itu kemudian menjalin dialog yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada tahun 2018, Trump dan Kim bertemu di Singapura untuk pertemuan puncak pertama antara presiden AS yang sedang menjabat dan pemimpin Korea Utara. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan luas tentang denuklirisasi, meskipun hal-hal spesifiknya masih samar. KTT kedua di Hanoi pada tahun 2019 berakhir tanpa kesepakatan setelah ketidaksepakatan mengenai keringanan sanksi dan program nuklir Pyongyang.

Pada akhir tahun itu, Trump menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di Korea Utara selama pertemuan singkat dengan Kim di Zona Demiliterisasi (DMZ).

Meskipun ada pertemuan bersejarah, negosiasi AS-Korea Utara terhenti, dan Pyongyang terus menguji rudal. Upaya Trump untuk mempertahankan hubungan pribadi dengan Kim, termasuk pertukaran surat, tidak menghasilkan perjanjian denuklirisasi yang konkret. Namun, Trump telah menegaskan bahwa diplomasi langsungnya mencegah konflik besar dan dapat dihidupkan kembali di masa mendatang.



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×