Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden AS, Donald Trump, kembali memamerkan kedekatannya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di sela-sela menandatangani dokumen resmi di Ruang Oval Gedung Putih hari Senin (20/1).
Segera setelah mengambil sumpah jabatan, Trump langsung bergegas ke Ruang Oval untuk menandatangani sejumlah dokumen resmi, sembari memberikan keterangan pers.
Dalam kesempatan tersebut, Trump lagi-lagi mengklaim memiliki hubungan akrab dengan Kim Jong Un.
"Saya sangat bersahabat dengannya. Dia menyukai saya. Saya menyukainya. Kami sangat akrab," kata Trump kepada media, dikutip Yonhap.
Tidak hanya itu, Trump merasa yakin bahwa Kim akan sangat senang mengetahui dirinya kembali lagi bekerja sebagai Presiden AS mulai bulan ini.
"Dia adalah kekuatan nuklir. Kami cocok. Saya pikir dia akan senang melihat saya kembali," lanjut Trump.
Baca Juga: Ingat Kembali Deretan Kebijakan Luar Negeri Donald Trump di Periode Pertamanya
Hubungan Donald Trump dan Kim Jong Un
Selama masa kampanye pun Trump kerap menyinggung kedekatannya dengan Kim. Trump yakin bahwa dirinya dan Kim masih memiliki ikatan persahabatan yang kuat.
"Saya sering mengatakan kepadanya, ‘mengapa kamu tidak melakukan hal lain?’ Yang dia ingin lakukan hanyalah membeli senjata nuklir dan membuatnya," Trump berkelakar, dikutip Fox News pada Juli 2024.
Tidak hanya itu, Trump mengaku sempat meminta Kim untuk bersantai sambil menikmati pertandingan bisbol di AS.
"Saya pernah berkata, 'santai saja, santai saja.' Dia sudah punya begitu banyak senjata nuklir. Saya mengatakan, 'santai saja, ayo pergi ke pertandingan bisbol, saya akan menunjukkan cara bermain bisbol.' Kami akan menonton Yankees," lanjut Trump.
Baca Juga: Vladimir Putin Siap Berdialog dengan Donald Trump Mengenai Perang Ukraina
Pada tahun 2019 lalu, Trump menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Korea Utara. Momen bersejarah ini sempat membuat tensi antara AS dan Korea Utara sempat mereda.
Sayangnya, hubungan kedua negara juga kembali berjarak di masa pemerintahan Trump. Alasannya, karena program nuklir.
Trump dan Kim mengadakan beberapa kali dialog nuklir pada masa itu. Tujuan utama Trump adalah membujuk Kim untuk melakukan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.
Kim meminta imbalan pencabutan sebagian besar sanksi AS, syarat itu ditolak oleh Trump.
Dialog tersebut akhirnya terhenti tanpa hasil. AS dan Korea Utara kompak mundur dari komitmen yang mereka lahirkan sendiri tahun 2018.
Tonton: Koin Meme Trump dan Melania Meroket usai Donald J. Trump Dilantik Presiden AS