Sumber: USA Today | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Anggota Kongres Demokrat dari Texas, Al Green, kembali mengguncang panggung politik Amerika Serikat dengan janji tegas untuk mengajukan kembali artikel pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump dalam waktu 30 hari ke depan.
Hal ini diungkapkan Green saat berorasi dalam sebuah demonstrasi besar anti-Trump di ibu kota AS, Sabtu (3/4), yang merupakan bagian dari gelombang protes nasional terhadap kebijakan dan retorika kontroversial Trump.
“Dia adalah Goliath,” kata Green di hadapan massa, merujuk pada Trump.
“Namun, teman-teman, untuk setiap Goliath selalu ada David. Dan David ini akan mengajukan pasal pemakzulan terhadap Anda, Tuan Presiden, dalam 30 hari,” terangnya.
Baca Juga: Kamala Harris Peringatkan Meningkatnya Ketakutan di Bawah Pemerintahan Trump
Jejak Pemakzulan Trump: Dua Kali Dimakzulkan, Dua Kali Lolos di Senat
Trump merupakan satu-satunya presiden dalam sejarah AS yang telah dimakzulkan dua kali oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama satu masa jabatannya.
-
Pemakzulan pertama terjadi pada Desember 2019, ketika DPR yang saat itu dikuasai Demokrat menyetujui pasal pemakzulan terkait penyalahgunaan kekuasaan dan obstruksi terhadap Kongres. Trump dituduh menekan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menyelidiki Joe Biden dan keluarganya.
-
Pemakzulan kedua terjadi pada Januari 2021, menyusul insiden penyerbuan Gedung Capitol AS pada 6 Januari. Trump didakwa dengan tuduhan menghasut pemberontakan.
Meski berhasil dimakzulkan oleh DPR, Trump lolos dari pemecatan setelah Senat AS—yang membutuhkan dua pertiga suara untuk menjatuhkan hukuman—memutuskan untuk membebaskannya dalam kedua kasus tersebut.
Situasi Politik Saat Ini: Dominasi Partai Republik Hambat Peluang Pemakzulan
Di tengah dinamika politik terbaru, peluang pemakzulan ketiga terhadap Trump hampir pasti akan kandas, setidaknya untuk sementara waktu. Kedua kamar Kongres saat ini dikuasai oleh Partai Republik, yang sebagian besar tetap setia pada Trump dan menolak narasi pemakzulan sebagai upaya politis partisan.
Meskipun demikian, Al Green tetap menyuarakan perlawanan, mencerminkan arus bawah dari sebagian kelompok progresif di Partai Demokrat yang percaya bahwa Trump masih harus dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya, baik selama menjabat maupun dalam aktivitas politik terkininya.
Al Green: Sosok Konsisten dalam Upaya Pemakzulan Trump
Al Green bukan wajah baru dalam gerakan pemakzulan Trump. Pada masa jabatan pertama Trump, Green telah beberapa kali mengajukan resolusi pemakzulan secara independen, dimulai pada tahun 2017.
Baca Juga: JPMorgan Prediksi 60% Peluang Resesi Global Akibat Kebijakan Tarif Trump
Ia dikenal sebagai salah satu kritikus paling vokal terhadap retorika dan kebijakan Trump, khususnya dalam isu rasisme, supremasi kulit putih, dan pelanggaran konstitusional.
Baru-baru ini, Green juga dikeluarkan dari sidang gabungan Kongres setelah melakukan protes terbuka terhadap Trump saat mantan presiden itu memberikan pidato di hadapan anggota legislatif.
Tanggapan Gedung Putih: Masih Bungkam
Hingga Minggu malam waktu setempat, Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait ancaman pemakzulan baru dari Al Green.
Di sisi lain, Trump sendiri belum merespons secara langsung melalui platform Truth Social, yang selama ini menjadi kanal utama komunikasinya kepada publik.