Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
McMaster berspekulasi Korea Utara akan menawarkan untuk membatasi program nuklirnya dan mengakhiri program rudal balistik jarak jauhnya dengan imbalan pasukan AS meninggalkan Semenanjung Korea.
“Dia berharap mendapatkan sesuatu seperti kesepakatan nuklir Iran – sebuah kesepakatan yang buruk bagi Amerika Serikat,” kata McMaster. “Dia tidak akan mendapatkan hal itu dari pemerintahan Trump, tapi dia mempersiapkan diri untuk hal itu.”
Di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden, Washington telah berulang kali menawarkan untuk bertemu dengan Korea Utara tanpa prasyarat, namun Pyongyang tidak menunjukkan minat untuk kembali ke meja perundingan karena negara tersebut terus mengembangkan program nuklir dan rudalnya.
Kolom KCNA mengatakan bahwa tawaran dialog “jahat” dari Amerika Serikat tersebut dipicu oleh “niat tersembunyi” untuk melemahkan rezim Korea Utara.
“Melalui hubungan puluhan tahun dengan AS, DPRK benar-benar merasakan apa yang dihasilkan dan apa yang hilang dari dialog tersebut,” tulis kolom tersebut. “Komunitas internasional yang adil telah sampai pada kesimpulan bahwa AS adalah negara jahat yang tidak menepati janjinya.”
Baca Juga: Barack Obama Berikan Sanjungan atas Pengunduran Diri Joe Biden dari Capres Demokrat
Republik Demokratik Rakyat Korea adalah nama resmi Korea Utara.
“AS sebaiknya membuat pilihan yang tepat mengenai bagaimana menghadapi DPRK di masa depan, sambil dengan tulus menanggung untung dan rugi dalam konfrontasi DPRK-AS,” tambah kolom tersebut.