kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tudingan Inggris, Amerika, Kanada: Rusia mencoba curi data vaksin Covid-19


Jumat, 17 Juli 2020 / 07:55 WIB
Tudingan Inggris, Amerika, Kanada: Rusia mencoba curi data vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Ilustrasi vaksin corona. REUTERS/Bing Guan


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON/OTTAWA. National Cyber ​​Security Centre (NCSC) Inggris mengatakan pada hari Kamis (16/7/2020), peretas yang didukung oleh negara Rusia sedang mencoba untuk mencuri vaksin Covid-19 dan penelitian perawatan dari institusi akademik dan farmasi di seluruh dunia.

Melansir Reuters, sebuah pernyataan terkoordinasi dari Inggris, Amerika Serikat dan Kanada menghubungkan serangan itu dengan kelompok APT29, yang juga dikenal sebagai Cozy Bear, yang mereka katakan hampir pasti beroperasi sebagai bagian dari layanan intelijen Rusia.

"Kami mengutuk serangan tercela ini terhadap mereka yang melakukan pekerjaan vital untuk memerangi pandemi virus corona," kata Direktur Operasi NCSC Paul Chichester.

Baca Juga: Kabar baik dari Bio Farma: Vaksin Covid-19 buatan RI bisa tersedia 2022

Peneliti Cybersecurity mengatakan, alat peretas APT29 digunakan terhadap klien yang berlokasi di Amerika Serikat, Jepang, China dan Afrika selama setahun terakhir.

Kantor berita Rusia RIA mengutip juru bicara Dmitry Peskov mengatakan, Kremlin menolak tuduhan London karena tidak didukung oleh bukti yang tepat.

Dalam sebuah pengumuman terpisah, Inggris juga menuduh "aktor Rusia" berusaha ikut campur dalam pemilihan umum 2019 dengan mencoba menyebarkan dokumen yang bocor secara online. Kementerian luar negeri Rusia mengatakan tuduhan itu "tidak jelas dan kontradiktif".

Baca Juga: Obat virus corona yang pertama di dunia berhasil diciptakan Rusia, ini khasiatnya

Inggris diperkirakan akan menerbitkan laporan yang telah lama tertunda mengenai pengaruh Rusia dalam politik Inggris pada minggu depan.




TERBARU

[X]
×