Sumber: BBC | Editor: Dikky Setiawan
NEW YORK. Sejumlah perusahaan di Amerika Serikat (AS) yang menerima miliaran dolar bantuan bailout dari pemerintah saat diterjang krisis keuangan, akan memangkas gaji para top eksekutifnya.
Tujuh perusahaan yang menerima sebagian besar bantuan dari Departemen Keuangan AS itu, akan mengurangi gaji pokok 25 karyawan terbaik mereka hingga 90%.Sedangkan sisanya akan digantikan oleh saham yang tidak dapat dijual selama bertahun-tahun.
Perusahaan yang akan melakukan pemangkasan gaji itu adalah Bank of America, American International Group, Citigroup, General Motors, GMAC, Chrysler dan Lembaga Keuangan Chrysler.
Belakangan ini, polemik masyarakat AS semakin meluas, seiring pemberian gaji tinggi yang dilakukan sejumlah perusahaan penerima bantuan pemerintah kepada para top eksekutifnya.
Menariknya, perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan yang telah membayar utang bail out kepada pemerintah, seperti Goldman Sachs, JPMorgan Case, tidak akan terkena kebijakan tersebut.
Kenneth Feinberg, pejabat Departemen Keuangan yang ditunjuk untuk menangani isu-isu kompensasi sebagai bagian dari program Troubled Asset Relief Programme (TARP) sebesar US$ 700 miliar, akan bertanggung jawab atas negosiasi gaji dengan masing-masing perusahaan tersebut.
Seorang pejabat yang dekat dengan Feinberg mengatakan, pemerintah juga menargetkan 25 eksekutif berpenghasilan terbaik dari tujuh perusahaan yang terkena program itu, akan dipangkas bonusnya rata-rata sekitar 50%.
Pemangkasan gaji dan bonus itu perlu dilakukan demi menyelaraskan kepentingan pribadi para eksekutif dengan jangka panjang kesehatan keuangan perusahaan.
Selain dipangkas gaji dan bonusnya, para eksekutif juga perlu mendapatkan izin pemerintah untuk mengklaim tunjangan bernilai lebih dari US$ 25,000 per tahun, termasuk keanggotaan di sejumlah klub negara.
Namun masih belum jelas, berapa banyak persisnya para eksekutif tadi memperoleh penghasilannya, atau bagaimana seorang top eksekutif akan ditentukan penghasilannya. Yang pasti, pengumuman pemangkasan gaji dan bonus itu akan dilakukan pemerintah AS dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya, Presiden Barack Obama telah mengkritik sejumlah perusahaan yang memberikan bonus besar terhadap eksekutifnya di tengah Negeri Uwak Sam itu masih menderita akibat dampak krisis keuangan global.
Di awal tahun, Presiden Obama pernah mengatakan, bahwa dirinya marah besar ketika mengetahui AIG, perusahaan asuransi yang mendapatkan bailout, berjanji akan membayar bonus sebesar US$165 juta kepada sejumlah eksekutifnya.