Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu mengecam keras keputusan Bahrain untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Turki menilai keputusan ini akan memberikan pukulan baru bagi upaya untuk membela perjuangan Palestina.
"Hal ini selanjutnya akan mendorong Israel untuk melanjutkan praktik tidak sah terhadap Palestina dan upayanya untuk menjadikan pendudukan tanah Palestina menjadi permanen," tulis pernyataan pemerintah Turki.
Sebelumnya Bahrain bergabung dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada Jumat (11/9). Langkah dramatis ini pun dinilai dapat memicu protes dari dunia Islam.
Baca Juga: Pembom AS latihan di dekat perbatasan, Rusia: Itu tindakan bermusuhan!
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunggah tweet tentang langkah Bahrain tersebut setelah berbicara melalui telepon dengan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
“Ini terobosan bersejarah untuk perdamaian lebih lanjut di Timur Tengah,” ungkap pernyataan bersama AS, Bahrain dan Israel, dilansir Reuters.
“Membuka dialog langsung dan hubungan antara dua masyarakat dinamis dan ekonomi maju ini akan meneruskan perubahan positif di Timur Tengah dan meningkatkan stabilitas, keamanan dan kesejahteraan di kawasan ini,” tulis pernyataan tersebut.
UEA sendiri pada bulan lalu telah sepakat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sesuai kesepakatan yang dimediasi AS.
Baca Juga: Dituduh coba meretas Trump dan Biden, China: Justru Amerika adalah kerajaan hacker
Kesepakatan itu dijadwalkan ditandatangani pada 15 September dalam upacara di Gedung Putih yang dipimpin Trump dan dihadiri PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri (Menlu) UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.
Normalisasi hubungan dengan Israel ini juga terjadi di tengah kekhawatiran pada ancaman Iran di kawasan Timur Tengah.