Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Kepala Direktorat Industri Pertahanan Turki Ismail Demir para Rabu (3/3) mengatakan, Ankara tidak selalu bertujuan untuk kembali ke program jet tempur F-35 Amerika Serikat (AS).
Tujuan utamanya, dia menegaskan, adalah agar Ankara mendapatkan kompensasi atas kerugian mereka, setelah AS mencoret Turki dari program jet tempur F-35.
Ankara telah memesan lebih dari 100 unit F-35 dan membuat suku cadangnya, tetapi dicoret dari program pada 2019 setelah membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia, yang menurut Washington mengancam jet tempur tersebut.
Ankara menolak kekhawatiran AS tersebut dan mengatakan, penghapusan Ankara dari program jet tempur F-35 tidak adil.
Baca Juga: Siap tugaskan rudal S-400 Rusia, Turki berharap bisa ciptakan senjata serupa
Pada Desember tahun lalu, AS menjatuhkan sanksi pada Turki yang juga sekutu NATO mereka atas pembelian S-400 buatan Rusia, dengan menargetkan industri pertahanan dan pejabat negara itu.
Ankara lalu menyewa firma hukum AS, Arnold & Porter untuk melobi agar AS menerima kembali Turki dalam program tersebut.
Ada ketidakadilan
Demir mengatakan kepada NTV, ada "kehilangan hak yang jelas" dan kontrak 6 bulan antara Tuki dan Arnold & Porter ditujukan untuk mengidentifikasi langkah-langkah masa depan untuk membalikkan kerugian ini.
“Kami sedang tidak mood, seperti ayo kembali (dalam program jet tempur F-35), kami harus kembali. Kami mengatakan, ada ketidakadilan dan ketidakadilan ini perlu diperbaiki,” kata Demir yang mendapat sanksi dari AS, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Erdogan: Sanksi AS adalah serangan terbuka terhadap hak kedaulatan Turki
“Sasaran dari semua upaya kami tidak selalu untuk kembali ke program (jet tempur F-35), melainkan agar ketidakadilan terlihat dan hak kami yang hilang mendapatkan kompensasi,” ungkapnya.
Meskipun Turki dikeluarkan dari program dan sanksi dikenakan pada industri pertahanannya, Departemen Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan, akan terus bergantung pada kontraktor Turki untuk suku cadang utama F-35.
Turki dan AS telah berselisih mengenai sejumlah masalah dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari S-400 dan implikasinya terhadap perbedaan dalam kebijakan Suriah.
Hanya, Ankara berharap hubungan yang lebih baik dengan Washington di bawah Pemerintahan Presiden Joe Biden.