Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Netizen global terkejut. Saat Bill Gates, Barrack Obama, Jeff Bezos dan Elon Musk. Joe Biden melalui menulis hal yang hampir sama di akun Twitter mereka. Tokoh-tokoh dunia itu meminta sejumlah nominal uang kripto Bitcoin dan berjanji akan mengirimkan balik dua kali lipat.
Kejadian ini ternyata banyak dialami oleh akun-akun ternama dengan profil twitter sudah verified atau memiliki centang warna biru. Tidak hanya akun-akun ternama, berbagai akun mata uang kripto juga mengalami hal serupa. Twitter langsung melakukan langkah cepat dengan menonaktifkan fungsi twit atau menuliskan postingan pada akun verified.
Dalam keterangan tertulis Kamis (16/7), pakar keamanan siber, Pratama Persadha menjelaskan, peristiwa ini sangat berbahaya. Mungkin bisa disebut sebagai zero day exploit bagi Twitter. Celah keamanan yang dimanfaatkan peretas berdampak cukup massif dan sangat berbahaya.
Dugaan Pratama, sang peretas satu pihak. Kemungkinan besar ada celah keamanan yang dieksploitasi oleh peretas. "Bisa dari aplikasi pihak ketiga atau lainnya. Artinya bila celah keamanan ini disebarluaskan, korban bisa bertambah. Dan di Indonesia juga bisa terkena dampaknya,” jelas Chairman Lembaga Riset Siber Indonesia Communication & Information System Security Research Center (CISSReC).
Lalu bagaimana cara mengamankan akun Twitter dari ancaman serangan siber?
Pratama menjelaskan, bagi akun ternama yang khawatir mengalami hal serupa, bisa mengaktifkan two authentication lewat SMS di bagian pengaturan atau setting. Meski belum tentu bisa mengatasi eksploitasi celah keamanan pada sistem Twitter, ini adalah langkah pengamanan yang bisa dilakukan. “Asumsi terburuknya kiemungkinan hacker sudah memiliki semua database akun twitter. Sebaiknya segera ganti password twitter saat ini juga,” imbuhnya.
Dan yang menarik, ternyata dengan twit meminta dikirim Bitcoin banyak juga yang percaya. Beberapa akun sudah mengumumkan bahwa twit tersebut adalah penipuan. Tapi nampaknya sudah banyak yang melakukan transfer. Publik tanah air tidak perlu khawatir berlebihan. Tapi juga harus waspada. Intinya ini adalah proses edukasi keamanan siber bagi kita semua.
Menurut Pratama, emilik Bitcoin ini seharusnya lebih melek soal keamanan siber apalagi keamanan siber. Namun ternyata masih banyak yang terkecoh. Inilah pentingnya edukasi keamanan siber sejak dini. “Sepertinya sepele, namun soal keamanan siber memang harusnya menjadi budaya dan norma dalam kehidupan di era digital sekarang ini,” jelasnya.