kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Twitter kunci akun Kedutaan China untuk AS, ini penyebabnya


Kamis, 21 Januari 2021 / 14:09 WIB
Twitter kunci akun Kedutaan China untuk AS, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Twitter menyebutkan, tweet Kedutaan Besar China untuk AS melanggar kebijakan perusahaan terhadap dehumanisasi.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Twitter mengunci akun Kedutaan Besar China untuk Amerika Serikat (AS) karena tweet yang membela kebijakan Beijing di wilayah Xinjiang.

Melasir Reuters, platform media sosial asal AS itu menyebutkan, tweet Kedutaan Besar China untuk AS tersebut melanggar kebijakan perusahaan terhadap "dehumanisasi".

Akun Kedutaan Besar China, @ChineseEmbinUS, mem-posting tweet bulan ini yang mengatakan, wanita Uighur bukan lagi "mesin pembuat bayi", mengutip sebuah penelitian yang dilaporkan oleh surat kabar China Daily.

Twit tersebut dihapus oleh Twitter dan diganti dengan label yang menyatakan, kicauan itu tidak lagi tersedia. 

Baca Juga: Tuduhan genosida terhadap Uighur, China: Kebohongan AS yang keterlaluan!

Meskipun Twitter menyembunyikan tweet yang melanggar kebijakan, pemilik akun harus menghapus posting tersebut secara manual. Akun Kedutaan Besar China belum mengunggah tweet baru sejak 9 Januari.

Melarang dehumanisasi

Penangguhan akun Kedutaan Besar China untuk AS dilakukan sehari setelah Pemerintahan Donald Trump, pada jam-jam terakhirnya, menuduh China melakukan genosida di Xinjiang, penyataan yang didukung oleh Pemerintahan Joe Biden.

Pemerintahan Biden tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tindakan Twitter tersebut.

“Kami telah mengambil tindakan pada tweet yang Anda rujuk karena melanggar kebijakan kami terhadap dehumanisasi, yang menyatakan: Kami melarang dehumanisasi sekelompok orang berdasarkan agama, kasta, usia, disabilitas, penyakit serius, asal negara, ras, atau etnis,” kata juru bicara Twitter pada Kamis (21/1), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Menlu AS: Genosida sedang berlangsung untuk menghancurkan Uighur oleh China



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×