Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW/KYIV. Pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-Rusia melaporkan peningkatan penembakan di Ukraina timur untuk hari kedua berturut-turut pada Jumat, eskalasi yang menurut Washington dan sekutu Barat lainnya dapat menjadi bagian dari dalih Rusia untuk menyerang.
Sebuah sumber diplomatik dengan pengalaman langsung konflik selama bertahun-tahun menggambarkan penembakan selama dua hari terakhir sebagai yang paling intens di sepanjang garis depan di Ukraina timur sejak pertempuran besar di sana berakhir dengan gencatan senjata 2015.
Rusia membantah tuduhan Barat bahwa pihaknya merencanakan invasi habis-habisan ke Ukraina, negara berpenduduk lebih dari 40 juta orang, dalam apa yang berpotensi menjadi perang terburuk Eropa dalam beberapa generasi.
Baca Juga: Biden: Serangan Rusia ke Ukraina Terjadi dalam Beberapa Hari ke Depan
Moskow mengatakan minggu ini bahwa pihaknya menarik pasukan yang berkumpul di dekat Ukraina. Negara-negara Barat mengatakan mereka percaya sebaliknya: lebih banyak peralatan dan personel tiba dan membuat semacam persiapan yang biasanya terlihat pada hari-hari terakhir sebelum serangan.
Pasar keuangan diguncang oleh prospek perang yang dapat mengganggu pasokan energi global dan menghancurkan pemulihan dari krisis pandemi. Mereka merasa terhibur dengan pengumuman bahwa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov minggu depan - asalkan Rusia tidak menyerbu terlebih dahulu.
Eskalasi penembakan yang mencolok di Ukraina timur, tempat pasukan pemerintah menghadapi pemberontak yang didukung Moskow sejak 2014, telah memicu kekhawatiran global sejak Kamis. Kedua belah pihak mengatakan penembakan meningkat secara dramatis, meskipun sejauh ini tidak ada kematian yang dilaporkan.
Baca Juga: Belarusia Menyatakan Siap Menampung Senjata Nuklir Jika Ancaman Terus Datang
Sumber diplomatik mengatakan hampir 600 ledakan tercatat pada Jumat pagi, 100 lebih banyak dari pada Kamis, beberapa melibatkan artileri 152 mm dan 122 mm dan mortir besar. Setidaknya empat peluru telah ditembakkan dari tank. "Mereka menembak semua orang dan segalanya," kata sumber itu. "Tidak ada yang seperti ini sejak 2014-2015."
Kremlin menyebut situasi di Ukraina timur berpotensi sangat berbahaya.
Dalam peringatan AS yang paling rinci tentang kemungkinan perang, Blinken mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Washington yakin Rusia merencanakan serangan habis-habisan. Itu bisa dimulai dengan dalih yang dibuat-buat, mungkin melibatkan serangan palsu dan tuduhan palsu tentang konflik separatis, kata Blinken.