Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat meminta Kongres AS untuk bantuan lebih lanjut, dengan mengatakan, Rusia telah menggunakan bom vakum pada Senin (28/2) dalam invasi ke Ukraina.
"Mereka menggunakan bom vakum hari ini, yang sebenarnya dilarang oleh konvensi Jenewa," kata Duta Besar Oksana Markarova setelah pertemuan dengan anggota Kongres AS. "Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar".
Bom vakum menggunakan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi, biasanya menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama dibanding ledakan konvensional.
Baca Juga: Konvoi Besar Militer Rusia Berkumpul di Pinggiran Ibu Kota Ukraina, Siap Gempur Kyiv?
Markarova menyebutkan, Ukraina bekerja secara aktif dengan Pemerintahan Presiden Joe Biden dan Kongres AS untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan sanksi yang lebih keras untuk Rusia.
"Mereka (Rusia) harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya kepada wartawan setelah pertemuan dengan anggota Kongres AS, seperti dikutip Reuters.
Pembicaraan gencatan senjata awal antara Moskow dan Kyiv pada Senin (28/2) gagal untuk mengamankan terobosan, dengan Rusia menembaki daerah pemukiman di kota terbesar kedua Ukraina Kharkiv dan daerah lain di negara itu setelah negosiasi.