Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KYIV. Pasukan Ukraina mengambil garis pertahanan baru di timur pada Senin (4/7), mempersiapkan fase baru yang sulit dalam perang ketika Presiden Vladimir Putin memproklamirkan kemenangan Rusia dalam pertempuran selama berbulan-bulan di Luhansk.
Penaklukan Rusia atas Kota Lysychansk pada Minggu (3/7) mengakhiri salah satu pertempuran terbesar di Eropa selama beberapa generasi, yang membuat Moskow mengerahkan kekuatan penuh pasukan daratnya untuk bertahan di kantong kecil garis depan selama dua bulan.
Pertempuran itu melengkapi penaklukan Rusia atas Provinsi Luhansk, salah satu dari dua wilayah yang akan Moskow diserahkan kepada separatis di wilayah Donbas.
Selama pertemuan singkat yang disiarkan televisi dengan menteri pertahanannya, Putin mengucapkan selamat kepada pasukan Rusia atas "kemenangan di Luhansk".
Baca Juga: Tarik Pasukan dari Lysychansk, Zelenskyy: Pasukan Ukraina akan Rebut Kembali
Mereka yang berpartisipasi dalam pertempuran harus "benar-benar beristirahat dan memulihkan kesiapan militer mereka", sementara unit lain terus bertempur di daerah lain, Putin mengatakan, seperti dikutip Reuters.
Pertempuran itu adalah yang paling dekat yang Moskow raih untuk mencapai salah satu tujuannya sejak pasukannya dikalahkan dalam upaya merebut Kyiv pada Maret lalu, dan menandai kemenangan terbesar Rusia sejak merebut Mariupol di akhir Mei.
Kedua belah pihak menderita ribuan orang tewas dan terluka, sementara mengeklaim telah menimbulkan kerugian yang jauh lebih besar pada musuh mereka, di sepanjang lingkaran Sungai Donets Siverskyi yang berkelok-kelok melalui Luhansk dan Donetsk.
Lysychansk, tetangga Sievierodonetsk dan kota-kota sekitarnya, berisi banyak pabrik industri berat yang berfungsi sebagai bunker berbenteng bagi para pejuang Ukraina, diratakan menjadi gurun oleh pemboman Rusia tanpa henti.
Rusia berulang kali mencoba dan gagal mengepung Ukraina, akhirnya memilih untuk meledakkan mereka dengan kekuatan artileri yang brutal.
Baca Juga: Kremlin: Negara-Negara Barat Menghalangi Ukraina untuk Membicarakan Perdamaian
Para ahli militer mengatakan, pertempuran itu bisa menjadi titik balik dalam perang, bukan karena nilai strategis dari kota-kota yang hancur itu sendiri, yang terbatas, tetapi lantaran dampak kerugian pada kemampuan kedua belah pihak untuk terus berjuang.
"Saya pikir ini adalah kemenangan taktis bagi Rusia tetapi dengan biaya yang sangat besar," kata Neil Melvin dari lembaga think tank RUSI yang berbasis di London, kepada Reuters.
Dia membandingkan pertempuran itu dengan pertempuran besar untuk memperebutkan sedikit keuntungan teritorial yang menjadi ciri khas Perang Dunia I.
"Ini membutuhkan waktu 60 hari untuk membuat kemajuan yang sangat lambat," ujarnya. "Saya pikir, Rusia mungkin menyatakan semacam kemenangan, tetapi pertempuran perang kunci masih belum datang".
Moskow akan berharap mundurnya Ukraina memberikan momentum bagi pasukan Rusia untuk mendorong lebih jauh ke provinsi tetangga Donetsk, di mana Ukraina masih menguasai Kota Sloviansk, Kramatorsk, dan Bakhmut.