kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNESCO Diminta Mencegah Israel Membangun Pemukiman di Desa Bersejarah Palestina


Selasa, 09 Mei 2023 / 15:29 WIB
UNESCO Diminta Mencegah Israel Membangun Pemukiman di Desa Bersejarah Palestina
ILUSTRASI. Seorang perempuan Palestina ditenangkan saat ia menangis?ketika alat berat?Israel menghancurkan rumahnya yang sedang dibangun, di Hebron, Tepi Barat, Selasa (28/12/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/foc/cfo


Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, mendesak UNESCO untuk mencegah Israel membangun pemukiman di dekat desa bersejarah Sebastia di Nablus. Menurutnya, proyek tersebut bisa menjadi malapetaka.

Saudi Press Agency pada hari Senin (8/5) melaporkan, Shtayyeh memperingatkan konsekuensi dari rencana pemukiman di tempat-tempat bersejarah, termasuk sebuah bangunan di Hebron.

Sebastia adalah sebuah desa kecil di Palestina dengan populasi sekitar 4.500 jiwa. Sebastia dipercaya sebagai salah satu tempat tertua yang hingga saat ini masih terus dihuni di kawasan Tepi Barat.

Baca Juga: Pemerintah Israel Berencana Kembangkan Wilayah Tepi Barat Jadi Kawasan Wisata

Mengutip laman UNESCO, pada abad ke-9 SM Sebastia, saat itu bernama Samaria, merupakan ibu kota Kerajaan Israel utara sampai dihancurkan oleh Kekaisaran Neo-Asyur sekitar 720 SM. Setelah itu Sebastia menjadi pusat administrasi di bawah kekuasaan Asiria, Babilonia, hingga Persia.

Sejak pertengahan abad ke-4, Sebastia telah diidentifikasi oleh penduduk Kristen dan Muslim sebagai tempat pemakaman Yohanes Pembaptis. Konon makamnya sekarang menjadi bagian dari Masjid Nabi Yahya.

Di abad ke-7, Sebastia ditaklukkan oleh pasukan Muslim dan hingga saat ini masih dijaga oleh Palestina karena menjadi rumah bagi banyak situs arkeologi penting.

Baca Juga: Dianggap Ilegal, Israel Musnahkan Sekolah Palestina di Tepi Barat

"Pembangunan pemukiman merupakan kelanjutan dari Nakba, atau 'Malapetaka', yang mengakibatkan perpindahan massal warga Palestina," kata Shtayyeh selama sesi mingguan yang diadakan oleh pemerintah Palestina, seperti dikutip Arab News. 

Tahun ini menandai peringatan 75 tahun Nakba dan akan diperingati untuk pertama kalinya oleh PBB di kantor pusatnya di New York.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas yakin bahwa momen itu akan menandai dimulainya tanggapan internasional yang lebih efektif terhadap upaya pembersihan etnis yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.




TERBARU

[X]
×