Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Upaya bersama antara Komisi Eropa dan pemerintah China untuk menyelesaikan sengketa yang sedang berlangsung seputar kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) gagal mencapai terobosan. Pemicunya adalah adanya perbedaan pendapat yang masih mengakar.
Namun, harapan belum hilang karena kedua pihak berjanji untuk mengintensifkan negosiasi.
Melansir Euro News, Brussels akan menawarkan kepada produsen mobil China kesempatan baru untuk menetapkan harga minimum bagi produk mereka.
"Kedua pihak sepakat untuk mengintensifkan upaya untuk menemukan solusi yang efektif, dapat ditegakkan, dan sesuai dengan WTO untuk kasus BEV (...) tanpa mengurangi penyelidikan UE dan tenggat waktunya," kata Valdis Dombrovskis, wakil presiden eksekutif Komisi yang bertanggung jawab atas perdagangan.
Pernyataan tersebut diungkapkan setelah pertemuan "konstruktif" dengan Wang Wentao, menteri perdagangan China, pada Kamis (19/9/2024).
Brussels menuduh Beijing menggelontorkan subsidi untuk menurunkan harga eceran BEV secara artifisial dan menyingkirkan pesaing Eropa dari pasar yang menguntungkan tersebut.
Setelah penyelidikan selama berbulan-bulan, Komisi Eropa menemukan uang publik tersebar di seluruh rantai pasokan, yang menimbulkan risiko kerugian ekonomi yang tidak berkelanjutan bagi industri UE.
Eksekutif tersebut kemudian mengusulkan serangkaian tarif impor tambahan yang akan berlaku untuk BEV buatan China, termasuk yang dirakit oleh perusahaan-perusahaan Barat di negara tersebut.
Baca Juga: Harga Mobil BYD Seal, Dolphin, Atto & M6, Penjualannya Masuk 10 Besar Agustus 2024
Bea masuk yang diusulkan, berkisar antara 7,8% hingga 35,3%, menurut merek dan tingkat kerja sama mereka dengan penyelidikan, akan ditambahkan ke tarif 10% yang berlaku saat ini.
Penambahan tarif tersebut dimaksudkan untuk memastikan persaingan yang lebih adil dan menutup kesenjangan harga antara produsen UE dan Tiongkok.
Negara-negara anggota perlu meratifikasi tarif tersebut dalam pemungutan suara yang akan dilakukan sebelum November. Jika mereka melakukannya, tarif tersebut akan menjadi permanen selama lima tahun.
Sejak awal, Beijing telah mengambil posisi yang bermusuhan di depan publik, menyebut penyelidikan Komisi sebagai tindakan proteksionis terang-terangan yang membesar-besarkan isu subsidi.
Sebagai balasannya, Beijing meluncurkan beberapa penyelidikan terhadap ekspor Eropa yang sensitif, seperti daging babi, brendi, dan susu.
Namun, di balik layar, pejabat China telah berupaya mencapai solusi yang dinegosiasikan untuk perselisihan tersebut dan melindungi perusahaan domestik dari tarif yang tinggi.
Upaya ini mencapai puncaknya pada hari Kamis ketika Menteri Wang bertemu dengan Wakil Presiden Dombrovkis di Brussels.
Baca Juga: Penjualan Mobil Listrik Nasional Laris Manis Hingga Agustus 2024