Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.I D - SEOUL. Korea Selatan dan Uni Eropa pada hari Senin (4/11) bersama-sama mengecam pasokan persenjataan Korea Utara ke Moskow dan menuntut agar Korea Utara menarik pasukan yang telah dikirimnya saat Rusia melancarkan perang melawan Ukraina.
UE dan Korea Selatan mengadakan pertemuan "Dialog Strategis" pertamanya di Seoul, tak lama setelah Washington dan Seoul membunyikan peringatan tentang pengiriman tentara Korea Utara untuk membantu Rusia.
Dalam pernyataan bersama, kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borrell dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul mengecam transfer senjata yang melanggar hukum ke Federasi Rusia untuk digunakan dalam menyerang Ukraina.
Mereka menuntut diakhirinya kerja sama militer yang melanggar hukum dan penarikan pasukan Korea Utara.
Baca Juga: Viral Tesla Cybertruck Kalahkan Lamborghini Aventador, Elon Musk Respons Begini
Borrell juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun.
"Agresi Rusia terhadap Ukraina merupakan ancaman eksistensial," kata Borrell dalam sebuah posting di X yang menyertakan foto dirinya berjabat tangan dengan Kim.
"Republik Korea berada pada posisi terbaik untuk memahaminya. Kami bersatu dalam mendukung Ukraina. Saya mendorong mereka untuk meningkatkannya." tambahnya.
Kedua negara juga menandatangani kemitraan keamanan dan pertahanan yang mencakup 15 bidang termasuk keamanan siber dan pelucutan senjata.
Cho mengatakan minggu lalu, ketika ditanya apakah Seoul dapat mengirim senjata ke Ukraina sebagai tanggapan atas bantuan Korea Utara kepada Rusia, bahwa semua skenario yang mungkin, sedang dipertimbangkan.
Korea Selatan telah memberikan bantuan non-mematikan kepada Ukraina, termasuk peralatan pembersihan ranjau, tetapi menolak permintaan senjata.
Seoul mengharapkan Korea Utara akan diberi kompensasi oleh Moskow dengan teknologi militer dan sipil, karena negara itu berlomba untuk meluncurkan satelit mata-mata dan meningkatkan kemampuan rudalnya.
Korea Utara minggu lalu memamerkan kekuatan militernya dengan uji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang dijuluki Hwasong-19.
Washington mengharapkan pasukan Korea Utara di wilayah Kursk Rusia, yang sebagian telah direbut oleh negara tetangga Ukraina, untuk segera memasuki pertempuran melawan pasukan Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan minggu lalu.
Dalam pembicaraan di Moskow pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui mengatakan negaranya akan mendukung Rusia hingga mencapai kemenangan di Ukraina.
Baca Juga: Dolar AS Turun ke Level Terendah dalam 2 Minggu Akibat Profit Taking dari Trump Trade