kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Uni Eropa duga 13 bank investasi global monopoli


Rabu, 03 Juli 2013 / 07:30 WIB
Uni Eropa duga 13 bank investasi global monopoli
ILUSTRASI. Dapur bersih dan dapur kotor umum dijumpai di negara-negara Asia. Foto:?Instagram @tinkering_with_tanglewood


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

BRUSSELS. Transparansi kian menjadi barang mahal di dunia perbankan investasi di Eropa. Tengok saja, 13 bank kelas kakap dunia kembali berada di bawah penyelidikan. Awal pekan ini, Komisi Uni Eropa (UE) melayangkan surat kepada 13 bank investasi global. Isinya, keberatan bahwa 13 bank investasi melakukan kontrol atau monopoli terhadap pasar credit default swap (CDS).

Kepala Anti Monopoli UE, Joaquin Almunia, mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan penyelidikan. Dia berharap, Komisi UE bisa mengajukan tuntutan terhadap 13 bank terkait dugaan monopoli pasar CDS. "Kami masih menghitung besaran denda," ujar Almunia, mengutip Bloomberg. Yang pasti, Komisi UE biasanya mewajibkan denda 10% dari pendapatan global untuk pelanggaran monopoli.

Tiga belas bank yang dimaksud yakni JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc, Credit Suisse Group AG, Deutsche Bank AG, Morgan Stanley, Barclays Plc, Bank of America Corp, HSBC Holdings Plc, Royal Bank of Scotland Group Plc (RBS), BNP Paribas SA dan UBS AG. Selain 13 bank tersebut, Komisi UE juga menginvestigasi penyedia jasa informasi pasar, Markit Group Ltd, dan International Swaps & Derivatives Association (ISDA).

Menutup informasi

Temuan awal EU, bank bertindak secara kolektif untuk menutup pertukaran informasi dari pasar CDS. Bank khawatir, jika CDS diperdagangkan di pasar valuta, ini mengurangi pendapatan mereka sebagai penjual CDS. Selama ini bank menjual produk CDS secara bilateral atau over the counter (OTC). "Transaksi OTC lebih mahal bagi investor. OTC juga bisa menimbulkan risiko sistemik," tandas Almunia, mengutip Reuters.

Kecurigaan monopoli tercium saat Deutsche Boerse AG dan Chicago Mercantile Exchange (CME) Group Inc kesulitan terjun di bisnis CDS pada 2006. Kala itu, ISDA tidak memberikan lisensi bagi keduanya untuk ikut jadi peserta pasar CDS.

Markit, penyedia layanan jasa informasi pun enggan diajak bekerja sama. Saat ini, ada 2 juta kontrak CDS diperdagangkan. Nilainya mencapai US$ 10 triliun. "Hasil penyelidikan akan membantu meredakan kekhawatiran tentang risiko stabilitas finansial global yang bersumber dari derivatif," ujar Ekonom University of Dundee di Skotlandia, Richard Reid.

Analis Kredit Legal & General London, Robert Kendrick menilai, praktek monopoli mencerminkan keputusasaan bank investasi global untuk tetap mendapat untung besar. "Investigasi in akan membuat pasar CDS lebih transparan bagi investor,” imbuh dia. Sebelumnya, bank global pernah tersangkut manipulasi suku bunga London (LIBOR). Diantaranya, Barclays, UBS dan RBS.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×