kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Unilever Buka Pembicaraan dengan Perusahaan Swasta Soal Penjualan Bisnis Es Krim


Sabtu, 23 Maret 2024 / 05:45 WIB
Unilever Buka Pembicaraan dengan Perusahaan Swasta Soal Penjualan Bisnis Es Krim
ILUSTRASI. Kinerja Penjualan: Suasana kantor pusat PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di Tangerang Selatan, Kamis (28/7/2022). Unilever Buka Pembicaraan dengan Perusahaan Swasta Soal Penjualan Bisnis Es Krim.


Sumber: Financial Times | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Unilever Plc, perusahaan raksasa dalam industri barang konsumen, tengah mendekati kelompok ekuitas swasta untuk menjual bisnis es krimnya. Langkah ini terjadi setelah Unilever mengumumkan rencananya untuk menghentikan bisnis es krim.

Bankir dari Morgan Stanley dan JPMorgan telah menghubungi para investor potensial untuk menarik minat pada bisnis es krim Unilever.

Bisnis ini termasuk merek-merek terkenal seperti Wall's, Magnum, dan Ben & Jerry's. Meskipun masih pada tahap awal, negosiasi sedang berlangsung.

Bisnis es krim Unilever merupakan pemimpin global dalam kategorinya. Nilainya diperkirakan berkisar antara €10 miliar hingga €15 miliar dalam kesepakatan apa pun, menurut sumber terpercaya. Namun, Barclays memperkirakan nilai unit es krim tersebut bisa mencapai €17 miliar.

Baca Juga: Unilever Mendekati Ekuitas Swasta untuk Jual Bisnis Es Krimnya

Keputusan Unilever untuk menjual bisnis es krim ini muncul setelah CEO Hein Schumacher merumuskan rencana untuk memisahkan bisnis es krim tersebut dan melakukan pemotongan 7.500 pekerjaan sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan.

Meskipun Schumacher menyatakan bahwa bisnis es krim kemungkinan akan terdaftar pada akhir tahun 2025, belum ada keputusan final mengenai bagaimana pemisahannya. Unilever juga tidak menutup kemungkinan untuk opsi lain yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi para pemegang saham.

Viennetta Kembali, Kan!

Divisi es krim Unilever menyumbang sekitar 16% dari total penjualan grup tersebut. Schumacher, yang mengambil alih kepemimpinan pada bulan Juli sebelumnya, mendapat mandat untuk mengubah arah perusahaan dari dewan direksi, termasuk investor aktivis Nelson Peltz.

Pertimbangan pajak juga menjadi faktor penting dalam penjualan ini. Tawaran untuk mengakuisisi bisnis es krim Unilever kemungkinan harus memberikan premi besar terhadap nilai unit tersebut jika dipisahkan dari perusahaan utama.

Baca Juga: Unilever Pisahkan Bisnis Es Krim Tahun Depan, 7.500 Pekerja Bakal Terkena PHK

Tantangan yang mungkin dihadapi dalam penjualan ini adalah merek Ben & Jerry's. Meskipun menghasilkan arus kas yang kuat, pendirian merek ini terkadang menimbulkan kontroversi politik yang dapat mempengaruhi nilai bisnis secara keseluruhan.

Unilever telah menjual asetnya kepada kelompok ekuitas swasta sebelumnya. Misalnya, KKR mengakuisisi bisnis spreadnya pada tahun 2017. Sekarang, CVC, yang sebelumnya membeli bisnis teh Unilever, juga tertarik untuk membeli divisi es krim ini.

Dengan melepas bisnis es krimnya, Unilever akan fokus pada empat bisnis lainnya: kecantikan dan kesejahteraan, perawatan pribadi, perawatan rumah, dan nutrisi. Kombinasi dari portofolio produk yang luas dan pertumbuhan yang lambat telah menarik perhatian investor seperti Peltz.

Baca Juga: Campina Ice Cream Industry (CAMP) Anggap Prospek Bisnis Es Krim Masih Cerah

Meskipun Unilever, Morgan Stanley, JPMorgan, dan CVC menolak untuk berkomentar, langkah ini menjadi sorotan dalam dunia bisnis karena potensi dampaknya terhadap pasar dan strategi Unilever ke depannya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×