Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan pada Agustus lalu, dampak ekonomi aksi protes lebih buruk ketimbang wabah SARS 2003 atau krisis keuangan 2008, yang keduanya memicu penurunan tajam perekonomian.
Baca Juga: China larang pengiriman produk yang sering para pendemo pakai ke Hong Kong
Aksi protes belum berakhir. Senin (21/10) malam, ratusan polisi anti-huru hara Hong Kong berhadapan dengan demonstran ketika mereka berkumpul untuk menandai peringatan tiga bulan serangan oleh lebih dari 100 pria terhadap pengunjuk rasa, penumpang komuter, dan jurnalis.
Setelah dua minggu relatif tenang, Minggu (20/10), puluhan ribu pengunjuk rasa yang mencerminkan dukungan kuat untuk gerakan anti-pemerintah, meskipun polisi menyebutnya sebagai pawai ilegal, kembali menggelar aksi. Keluarga dan orangtua ikut turun ke jalan dalam aksi yang mereka sebut pawai damai.
Banyak yang memakai topeng atau membawa payung untuk melindungi wajah mereka yang sejatinya bertentangan dengan undang-undang darurat yang Pemerintah Hong Kong berlakukan. Demonstran yang lebih radikal yang sebagian besar adalah orang muda kemudian bentrok dengan polisi anti-huru hara.
Baca Juga: Parlemen AS loloskan RUU soal Hong Kong, China meradang
Di seberang Semenanjung Kowloon, para demonstran membakar toko-toko dan stasiun kereta metro. Ratusan toko hancur, dengan bank-bank dan gerai-gerai yang berhubungan dengan China menjadi sasaran para pengunjuk rasa.