kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Usai Evergrande, kini pengembang Sunshine 100 juga gagal bayar obligasi US$ 170 juta


Senin, 06 Desember 2021 / 10:19 WIB
Usai Evergrande, kini pengembang Sunshine 100 juga gagal bayar obligasi US$ 170 juta
ILUSTRASI. Proyek properti di China


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Industri properti di China kembali mendapat kabar buruk. Setelah kasus Evergrande, kini Sunshine 100 China Holdings Ltd, yang juga merupakan salah satu pengembang properti di China, mengungkapkan telah gagal membayar obligasi senilai US$ 170 juta.

Senin (6/12), Sunshine 100 mengumumkan, gagal bayar ini terjadi karena masalah likuiditas perusahaan. Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah Evergrande Group mengatakan, tidak ada jaminan akan memiliki cukup dana untuk memenuhi pembayaran utang.

Kejadian ini kembali menunjukkan bahwa beberapa pengembang terus berjuang untuk membayar utang,  bahkan ketika Beijing mulai sedikit melonggarkan pembiayaan guna memenuhi kebutuhan normal pendanaan pengembang.

Sunshine 100 dalam pengajuan laporan gagal bayar mengatakan, perusahaan tidak dapat membayar kembali pokok dan bunga obligasi sebesar 10,5% yang jatuh tempo pada 5 Desember lalu.

Baca Juga: Bos Evergrande Melego Saham Buat Membayar Utang

Baca Juga: Aturan Makin Ketat, Perusahaan Tercatat yang Keluar dari Sektor Properti Meningkat

"Karena masalah likuiditas yang timbul dari dampak buruk dari sejumlah faktor termasuk lingkungan makroekonomi dan industri real estat," jelas Sunshine 100.

Penundaan juga akan memicu provisi cross default di bawah instrumen utang tertentu lainnya, kata perusahaan.

Sebelumnya, China memperketat pembatasan real estat di awal tahun ini, memperburuk masalah utang di Evergrande dan beberapa pengembang lain yang sangat berpengaruh. Hal tersebut memicu kekhawatiran bahwa potensi keruntuhan mereka dapat mengirimkan gelombang kejutan melalui sektor real estat negara itu dan seterusnya.

Sejak Oktober, regulator China telah mendesak bank untuk melonggarkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan normal pengembang, dan memungkinkan lebih banyak perusahaan real estat untuk menerbitkan obligasi di pasar domestik.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×