kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Usai serangan rudal, Amerika Serikat waspada serangan siber Iran


Kamis, 09 Januari 2020 / 09:27 WIB
Usai serangan rudal, Amerika Serikat waspada serangan siber Iran
ILUSTRASI. Konflik AS-Iran makin runcing setelah serangan udara tak berawak AS menewaskan pemimpin militer Iran Qasem Soleimani. Iran langsung membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak.


Sumber: USA Today | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Setelah serangan rudal, warga Amerika Serikat (AS) harus waspada terhadap serangan siber Iran. Rabu dini hari lalu (8/1), Iran menembakkan lebih dari selusin rudal di dua pangkalan militer di Irak yang jadi markas pasukan AS.

Dalam serangan siber, Iran mungkin akan menargetkan bisnis swasta dan infrastruktur pemerintah AS.

"Saya tidak memperkirakan itu akan terjadi, tetapi jika itu terjadi, saya tidak akan terkejut," kata Steven Bellovin, seorang profesor ilmu komputer di Columbia University School of Engineering seperti dikutip USA Today, Rabu (8/1).

Baca Juga: Harga emas turun seiring meredanya konflik AS-Iran sementara

Konflik dunia maya telah berlangsung secara diam-diam selama bertahun-tahun. Sebagai balasan atas serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan komandan Iran Qasem Soleimani di Baghdad akhir pekan lalu, kata Bellovin, Iran bisa saja menargetkan serangan siber pada jaringan listrik, perangkat pintar atau rekening bank milik warga AS.

Bahkan jika tidak ada serangan terjadi dalam beberapa minggu mendatang, "Zona bahaya akan diperpanjang selama bertahun-tahun," kata Bellovin mengingatkan.

Selama hampir satu dekade, Iran telah membangun persenjataan sibernya dan sekarang dianggap sebagai salah satu ancaman utama terhadap keamanan AS.

"Rezim Iran telah menunjukkan selera yang lebih besar terhadap serangan dunia maya yang merusak atau mengganggu di masa damai daripada negara lain," kata Ed Parsons dan George Michael, yang meneliti ancaman dunia maya terhadap sektor swasta.

Baca Juga: Harga minyak bergerak di sekitar US$ 60 setelah kemarin turun tajam

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan lalu mengakui bahwa Iran dapat melepaskan serangan siber.

"Orang Iran memiliki kemampuan dunia maya yang dalam dan kompleks. Ketahuilah bahwa kami sudah mempertimbangkan risiko itu," kata Pompeo di Fox News.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×