kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.656   -53,00   -0,34%
  • IDX 7.788   -1,42   -0,02%
  • KOMPAS100 1.207   0,14   0,01%
  • LQ45 955   0,37   0,04%
  • ISSI 235   -0,75   -0,32%
  • IDX30 493   0,55   0,11%
  • IDXHIDIV20 587   -1,48   -0,25%
  • IDX80 137   -0,05   -0,03%
  • IDXV30 143   -0,04   -0,03%
  • IDXQ30 163   -0,09   -0,06%

Uskup Bogor Minta Tidak Diangkat Jadi Kardinal, Paus Fransiskus Mengabulkan


Rabu, 23 Oktober 2024 / 22:09 WIB
Uskup Bogor Minta Tidak Diangkat Jadi Kardinal, Paus Fransiskus Mengabulkan
ILUSTRASI. Mgr. Paskalis Bruno Syukur, O.F.M. uskup Keuskupan Bogor. Paus Fransiskus mengabulkan permintaan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM tidak diangkat jadi kardinal.


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - VATICAN CITY. Paus Fransiskus mengabulkan permintaan Uskup Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM (62 tahun) untuk tidak diangkat sebagai kardinal. 

Meski ini bukan kali yang pertama terjadi, keputusan Paskalis Bruno tersebut tetap mengejutkan, terutama bagi umat Katolik di Indonesia dan masyarakat pada umumnya.   

"Berita tersebut mengejutkan," kata Ketua KWI/Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC yang diminta komentarnya, sebagaimana tetuang dalam keterangan tertulis dari KBRI Takhta Suci Vatikan.

Keputusan Paus Fransiskus itu diberitakan Vatican News pada Selasa (22/10/2024). 

Baca Juga: Jadi Kendaraan Paus Fransiskus di Jakarta, Ini Harga & Spesifikasi Mobil Innova Zenix

Sebelumnya, setelah Doa Angelus (Malaekat Tuhan), Paus Fransiskus pada Minggu (6/10/2024) mengumumkan pengangkatan 21 kardinal, salah satunya yakni Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM. 

Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM sendiri ditunjuk menjadi Uskup Bogor oleh Paus Fransiskus pada 21 November 2013 sila. Ia kemudian ditahbiskan pada 22 Februari 2014, dengan memilih motto sebagai Uskup Magnificat anima mea dominum yang berarti "Jiwaku memuliakan Tuhan" (Luk1:46). 

Menurut rencana, pengangkatan kardinal secara resmi akan dilakukan pada 7 Desember mendatang. 

Alasan Paskalis Bruno meminta tak diangkat jadi kardinal  

Menurut Direktur Kantor Pers Vatikan, Matteo Bruni, Mgr Paskalis mengajukan untuk tidak diangkat menjadi kardinal karena masih ingin lebih bertumbuh lagi dalam kehidupan imam, masih ingin bertumbuh lagi dalam pelayanan kepada Gereja, dan masih ingin bertumbuh lagi dalam pelayanan kepada umat Allah. 

Ini bukan kali pertama terjadi bahwa seorang calon kardinal meminta untuk tidak diangkat. 

Dua tahun lalu, Paus Fransiskus menerima permintaan Uskup Belgia Lucas Van Looy untuk tidak diangkat menjadi kardinal. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Kabulkan Permohonan Uskup Bogor Agar Tidak Diangkat Jadi Kardinal

Menurut Vatican News, permintaan Uskup Lucas Van Looy itu diajukan setelah pengumuman pengangkatannya memicu kritik karena ia tidak selalu bereaksi cukup tegas terhadap tuduhan pelecehan seksual. 

Pada saat itu, Presiden Konferensi Waligereja Belgia, Kardinal Jozef De Kesel, dan seluruh uskup di Belgia “menghargai keputusan Uskup Van Looy”. 

Keputusan mengejutkan 

Meski permintaan untuk tidak diangkat menjadi kardinal pernah terjadi, tetapi keputusan Mgr Paskalis tetap mengejutkan.  

Mgr Anton yang sedang menghadiri Sinode di Roma bersama Uskup Pangkal Pinang Mgr Adrianus Sunarko OFM, mengatakan berita itu mengejutkan. 

Namun Mgr Anton menambahkan, "Kita hargai keputusan Mgr Paskalis. Pasti Mgr Paskalis tahu yang terbaik bagi dirinya, bagi keuskupannya, dan bagi Gereja pada umumnya. Kita doakan". 

Hal yang sama dikatakan Superior Genderal Kongregasi Para Misionaris Keluarga Kudus (MSF) Romo Antonius Purnama Sastrawijaya MSF, yang tinggal di Roma. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Umumkan 21 Kardinal Baru, Salah Satunya Uskup Bogor

"Berita ini sangat mengejutkan. Mungkin ada alasan mendasar yang disampaikan Mgr Paskalis, sehingga Paus mengabulkan permintaannya," ucapnya. 

Kata Mgr Anton, "Yang paling bisa menjelaskan (mengapa meminta kepada Paus untuk tidak dilantik) hanya Mgr Paskalis sendiri". "Kita prihatin," tambah Romo Purnama. 

Sinode adalah sebuah peristiwa di mana para uskup di seluruh dunia berkumpul, bermusyawarah, berbagi pengalaman iman, harapan, cinta dan keprihatinan bagi seluruh Gereja. Tetapi, sinode kali ini berbeda. 

Karena melibatkan kaum awam dan perempuan untuk membantu memetakan masa depan Gereja Katolik. 

Hak prerogatif 

Pengangkatan seorang kardinal merupakan hak prerogratif Paus. Karena itu, hanya Paus pula yang memiliki kewenangan untuk mengurungkan pengangkatan itu. 

Misalnya, atas permintaan calon kardinal, seperti Mgr Paskalis atau menolak pengunduran diri atau memberhentikan atau memecat seorang kardinal dari jabatannya karena suatu sebab. 

Seseorang yang diangkat Kardinal tidak harus selalu menjabat Uskup sebelumnya. 

Pengangkatan seorang tokoh Gereja menjadi Kardinal tidak melalui proses ritual tahbisan. Misalnya, Paus Fransiskus mengangkat Timothy Radcliffe, seorang pastor Dominikan Inggris menjadi kardinal. 

Baca Juga: Kardinal Parolin: Paus Fransiskus Bawa Pesan Kedekatan dan Perdamaian

Juga, dalam setiap negara tidak harus selalu satu jumlah Kardinalnya. Bisa satu, tapi juga bisa lebih dari satu. 

Jabatan Kardinal bukan terjadi karena tahbisan, melainkan semata-mata karena diangkat oleh Paus, karena berbagai alasan yang hanya Paus sendiri yang tahu. 

Tidak seperti uskup, yang ada masa pensiunnya, yakni setelah berusia 75, kardinal tidak mengenal pensiun. Melekat seumur hidup.  

Tetap tiga 

Dengan dikabulkannya permintaan Mgr Paskalis Bruno itu, jumlah kardinal di Indonesia belum jadi bertambah menjadi empat, salah satunya sudah meninggal dunia, yakni Justinus Kardinal Darmojuwono Pr (lahir di Godean, Yogyakarta, 2 November 1914 - 1994). 

Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Paulus VI pada 26 Juni 1967, saat menjabat sebagai Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang. 

Dua kardinal lainnya: Yang kedua adalah Julius Riyadi Darmaatmadja SJ (lahir di Jagang, Muntilan, Jateng, pada 20 Desember 1934. 

Baca Juga: Ini Gagasan dan Teladan Hidup Paus Fransiskus Menurut Kardinal Suharyo

Paus Yohanes Paulus II, pada 26 November 1994, mengangkat Uskup Agung Keuskupan Semarang ini, menjadi kardinal. 

Pada 1996, Kardinal Darmaatmadja dipindah menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta. 

Kardinal Darmaatmadja yang pernah menjadi provinsial Jesuit, ambil bagian dalam konklaf tahun 2005 yang akhirnya memilih Kardinal Joseph Ratzinger menjadi paus, yang bergelar Paus Benediktus XVI. Kardinal ketiga dari Indonesia adalah Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (lahir Sedayu, Yogyakarta pada 9 Juli 1950). 

Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta ini, diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada 5 Oktober 2019. Sebelum menjadi Uskup Agung Keuskupan Agung Jakarta, Kardinal Suharyo adalah Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang (1997-2009). 

Jumlah Kardinal 

Saat ini, ada 235 kardinal. Dari jumlah tersebut, 122 kardinal di antaranya adalah cardinal electors (kardinal yang memiliki hak pilih dan dipilih saat konklaf karena berusia di bawah 80 tahun). 

Baca Juga: Kardinal Suharyo Sebut Paus Fransiskus Ingin Belajar Banyak Islam di Indonesia

Semestinya, setelah 7 Desember 2024, jumlah kardinal 256 orang, karena 6 Oktober lalu mengumumkan mengangkat 21 kardinal. 

Tetapi dengan keputusan  yang minta untuk tidak diangkat, maka kardinal baru 20. Maka nantinya jumlah kardinal seluruhnya 255 orang, yang 140 orang di antaranya adalah cardinal electors.   

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Uskup Bogor Paskalis Bruno Minta Tak Diangkat Jadi Kardinal, Dikabulkan Paus Fransiskus", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2024/10/23/070506370/uskup-bogor-paskalis-bruno-minta-tak-diangkat-jadi-kardinal-dikabulkan?page=all#page2.

Selanjutnya: Rekor Reli Harga Emas Tertahan oleh Penguatan Dolar dan Kenaikan Yield US Treasury

Menarik Dibaca: Daerah Berikut Hujan Ringan, Cek Cuaca Besok (24/10) di Jawa Tengah




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×