Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Vaksin virus corona baru eksperimental yang Universitas Oxford kembangkan siap produksi sebanyak 1 juta dosis pada September nanti. Tapi tampaknya, perkiraan awal produksi itu terlalu rendah.
"Mungkin ada satu juta dosis yang diproduksi pada September, yang sekarang tampak seperti perkiraan yang terlalu rendah, mengingat skala yang terjadi," kata Adrian Hill dari Universitas Oxford, merujuk pada kemampuan manufaktur AstraZeneca sebagai mitra.
"Tentu saja, akan ada satu juta dosis di sekitar September. Yang kurang bisa diprediksi dari peningkatan produksi adalah kejadian penyakit (Covid-19), ketika akan ada titik akhir," ujarnya, Senin (20/7), seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Uji klinis tahap akhir di Indonesia, ini perjalanan vaksin corona Sinovac
Data awal menunjukan, vaksin virus corona eksperimental Universitas Oxford-AstraZeneca aman dan menghasilkan respons kekebalan dalam uji klinis di tahap ketiga atau akhir terhadap sukarelawan sehat.
Vaksin bertajuk AZD1222 tidak memicu efek samping yang serius dan menimbulkan respons antibodi dan kekebalan sel-T, menurut hasil uji coba Universitas Oxford dan AstraZeneca yang dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet.
Efek samping ringan
"Kami berharap, ini berarti sistem kekebalan akan mengingat virus, sehingga vaksin kami akan melindungi orang untuk jangka waktu yang lama," kata Ketua Penulis Studi Andrew Pollard dari Universitas Oxford seperti dilansir Reuters.
"Namun, kami perlu penelitian lebih lanjut sebelum kami dapat mengonfirmasi bahwa vaksin tersebut secara efektif melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2 (Covid-19), dan untuk berapa lama perlindungan berlangsung," ujarnya.
Vaksin AZD1222 adalah salah satu kandidat vaksin yang sedang menjalani uji coba tahap akhir. Vaksin lainnya adalah besutan Sinovac Biotech dari China, Sinopharm juga asal China, dan Moderna dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Universitas Oxford tunjukkan respons imun positif saat uji coba
AstraZeneca telah menandatangani perjanjian dengan pemerintah di seluruh dunia untuk memasok vaksin jika terbukti efektif dan mendapatkan persetujuan dari regulator. Mereka mengatakan, tidak akan mencari untung dari vaksin selama pandemi.
Para peneliti menyebutkan, vaksin Universitas Oxford-AstraZeneca hanya menyebabkan efek samping ringan. Tetapi, beberapa di antaranya bisa dikurangi dengan menggunakan parasetamol, tanpa ada efek samping serius dari vaksin tersebut.