kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Valuasi saham pemilik TikTok lebih dari US$ 100 miliar atau naik 33%


Kamis, 21 Mei 2020 / 05:46 WIB
Valuasi saham pemilik TikTok lebih dari US$ 100 miliar atau naik 33%
ILUSTRASI. Tik Tok logos are seen on smartphones in front of a displayed ByteDance logo in this illustration taken November 27, 2019. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Valuasi saham pemilik aplikasi TikTok, ByteDance Ltd telah meningkat lebih dari 33% menjadi lebih dari US$ 100 miliar dalam transaksi saham di private market baru-baru ini. Sumber Bloomberg menjelaskan, ini mencerminkan ekspektasi pemilik aplikasi video TikTok akan terus menarik pengiklan.

Sumber yang tidak ingin identitasnya diungkap menjelaskan, saham startup ini berpindah tangan dengan harga lebih tinggi 33% dari sekitar US$ 75 miliar selama putaran pencarian pendanaan sejak dua tahun lalu. Beberapa transaksi baru-baru ini membuat perusahaan asal China ini dihargai dengan valuasi sekitar US$ 105 miliar - US$ 110 miliar di pasar sekunder. Bahkan juga diperdagangkan mencapai US$ 140 miliar menurut sumber Bloomberg.

Baca Juga: Berkat TikTok, valuasi induk perusahaan ByteDance mencapai US$ 75 miliar

Perdagangan adalah transaksi pribadi dan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan harapan investor yang lebih luas. Saham di pasar sekunder biasanya dinilai dengan diskon untuk saham perdana karena kurang likuid dan rincian laporan tentang kinerja perusahaan yang tersedia bagi investor minim terungkap. 

"Perdagangan saham ByteDance mencerminkan gelombang konsumen global yang setuju bahwa ByteDance dapat menggantikan Facebook sebagai jejaring sosial terkemuka," kata Andrea Walne, Mitra Manhattan Venture Partners yang mengikuti pergerakan saham pemilik TikTok di pasar sekunder.

Baca Juga: Induk TikTok rilis layanan streaming musik pesaing Spotify di Indonesia

Menurut Walne, dalam satu dekade terakhir, valuasi Bytedance hanya dilampaui oleh Alibaba Group Holding Ltd. dan Ant Financial Services Group sebagai perusahaan yang diperdagangkan dengan premi lebih tinggi di pasar sekunder. 

ByteDance telah tumbuh menjadi perusahaan online yang kuat dan sebagian besar didorong oleh platform video pendek TikTok. Investor tertarik lantaran aplikasi ini sudah memiliki 1,5 miliar pengguna aktif bulanan termasuk dari aplikasi Douyin, kembaran TikTok China serta layanan berita Toutiao. 

Meskipun begitu, parlemen Amerika meningkatkan privasi dan sensor atas operasi bisnisnya di negara tersebut. Pekan ini, TikTok mengangkat petinggi streaming Disney, Kevin Mayer menjadi Chief Executive Officer yang baru. 

Sumber Bloomberg menambahkan, Bytedance memang sejak tahun lalu telah mengeksplorasi penjualan saham di luar negeri. Tetapi setiap saham yang ditawarkan memiliki tujuan jangka panjang mengingat ByteDance didanai dengan baik. ByteDance menolak memberikan komentar pada hari Rabu. Investor TikTok sebelumnya SoftBank Group Corp, General Atlantic dan Sequoia.

Baca Juga: Kantongi miliaran rupiah sekali posting TikTok

Startup asal China ini menjadi bagian dari perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Bahkan posisinya telah berada di depan para pesaing seperti Twitter Inc. dan Snap Inc. tetapi nilainya masih lebih rendah dari Facebook Inc. 

ByteDance melalui aplikasi TikTok kini head-to-head dengan para pemimpin internet China seperti Tencent Holdings Ltd. hingga Alibaba karena memiliki trafik pengguna dan menghasilkan dana dari marketing. 

Ini juga memperkuat operasinya di e-commerce dan game. ByteDance tahun ini memulai merekrut pekerja baru mencapai 40.000 pekerjaan baru pada tahun 2020. Bytedance berharap dapat menyamai jumlah karyawan Alibaba ketika perusahaan teknologi di seluruh dunia sedang mengurangi atau mengurangi staf.

Baca Juga: Tentara Angkatan Darat AS dilarang pakai TikTok

Dalam jangka panjang, perusahaan ini harus bergulat dengan meningkatnya pengawasan dari Amerika Serikat. Dua senator terkemuka mendesak penyelidikan ke TikTok yang menyebut aplikasi tersebut ancaman keamanan nasional.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×