Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - DAMASKUS. Sejumlah veteran perang Suriah menyatakan siap berangkat ke Ukraina untuk membantu pasukan Rusia. Suriah dan Rusia merupakan sekutu dekat dalam upaya mengalahkan teroris yang menentang pemerintah.
Salah satu komandan kelompok paramiliter Pasukan Pertahanan Nasional (NDF), Nabil Abdallah, mengatakan pihaknya siap menggunakan keahlian dalam pertempuran perkotaan yang diperoleh selama perang Suriah untuk membantu Rusia.
"Begitu kami mendapatkan instruksi dari kepemimpinan Suriah dan Rusia, kami akan bertarung dalam perang yang benar ini. Kami akan mengobarkan perang jalanan dan menerapkan taktik yang kami peroleh selama pertempuran kami yang mengalahkan teroris di Suriah," katanya, seperti dikutip Reuters (20/3).
Baca Juga: Slovakia Mulai Terima Sistem Pertahanan Udara Patriot dari NATO, Siap Bantu Ukraina
Abdallah mengaku bahwa pada 14 Maret Presiden Rusia Vladimir Putin telah memberi lampu hijau bagi 16.000 sukarelawan dari Timur Tengah untuk ditempatkan di Ukraina.
Suriah adalah sekutu terdekat Rusia di Timur Tengah. Intervensi Rusia dalam perang Suriah pada 2015 berhasil membantu Presiden Bashar al-Assad mengalahkan pasukan pemberontak di daerah kantong di sebagian besar negara.
NDF lahir dari kelompok milisi pro-Assad di awal perang Suriah dan bertempur dalam serangan yang merebut beberapa kantong pemberontak. Segala operasinya mendapat dukungan penuh dari Rusia.
Sebagian besar pasukan NDF saat ini telah didemobilisasi. Pengamat menduga jumlah pasukan NDF mencapai puluhan ribu dan memiliki potensi besar untuk membantu Rusia jika perang di Ukraina berlarut-larut.
Baca Juga: Dibayangi Ancaman Bencana Kemanusiaan, Ukraina Tolak Serahkan Kota Mariupol
Sementara itu, komandan NDF di kota Mharda, Simon Wakeel, mengatakan banyak pasukannya ingin mendaftar untuk bergabung dengan pasukan Rusia yang dianggap sebagai saudara.
"Kami adalah pasukan tambahan yang berjuang bersama tentara dan dengan sekutu Rusia kami. Kami menghancurkan teroris yang mengobarkan perang di Suriah," kata Wakeel kepada Reuters.
Putin pada 11 Maret mengatakan bahwa jika orang-orang dari Timur Tengah ingin datang ke Ukraina atas kemauan mereka sendiri, maka Rusia akan memiliki kewajiban untuk membantu mereka di zona konflik.
Pernyataan tersebut disampaikan Putin setelah Ukraina mengumumkan ada lebih dari 16.000 orang asing telah secara sukarela berperang di pihaknya melawan Rusia. Ketika invasi Rusia dimulai, Ukraina membentuk legiun internasional orang-orang dari luar negeri yang secara sukarela bertempur di bersama pasukan Ukraina.