kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Video penembakan Selandia Baru beredar di media sosial, Facebook dalam pengawasan


Jumat, 15 Maret 2019 / 22:41 WIB
Video penembakan Selandia Baru beredar di media sosial, Facebook dalam pengawasan


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Raksasa media sosial Facebook, Twitter, Google kini dalam pengawasan atas konten-konten ekstremis pada platform mereka. Menyusul rekaman video penembakan massal di Selandia Baru yang disiarkan langsung dan dibagikan secara online.

Mengutip Reuters, cuplikan serangan di dua mesjid yang menewaskan 49 orang di Selandia Baru disiarkan langsung ke Facebook dan kemudian dibagikan oleh pengguna di platform lain.

Facebook, Twitter, dan Youtube mengatakan telah mengambil tindakan untuk menghapus video penembakan tersebut.

"Polisi memberi tahu kami sebuah video di Facebook tidak lama setelah live streaming dimulai dan kami dengan cepat menghapus akun Facebook dan Instagram penembak dan videonya," tweeted Facebook.

"Kami juga menghapus segala pujian atau dukungan untuk penembak."

Hal senada juga disampaikan Twitter. "Kami juga bekerja sama dengan penegak hukum untuk memfasilitasi penyelidikan," katanya.

YouTube Alphabet Inc mengatakan: "Ketahuilah kami bekerja dengan waspada untuk menghapus rekaman kekerasan."

Tetapi beberapa jam setelah serangan, salinan rekaman itu masih tersedia di Facebook, Twitter, YouTube, serta Instagram dan WhatsApp.

Video-video tersebut menunjukkan pria bersenjata itu mengemudi ke satu masjid, memasuki dan menembak secara acak ke orang-orang di dalam. Sejauh ini, Reuters tidak dapat mengonfirmasi keaslian rekaman.

Desakan terkait beredarnya video penembakan Selandia Baru datang dari berbagai kalangan. Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid mengatakan perusahaan media sosial perlu mengambil tindakan lebih banyak lagi.

"Anda benar-benar perlu melakukan lebih banyak @YouTube @Google @facebook @Twitter untuk menghentikan ekstremisme keras yang dipromosikan di platform Anda," tulis menteri Sajid Javid di Twitter.




TERBARU

[X]
×