kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Vietnam Catat Kenaikan Gaji Tertinggi di Asia Tenggara 2025, Indonesia di Bawahnya


Sabtu, 11 Oktober 2025 / 23:01 WIB
Vietnam Catat Kenaikan Gaji Tertinggi di Asia Tenggara 2025, Indonesia di Bawahnya
ILUSTRASI. Vietnam diproyeksikan mencatat kenaikan gaji tertinggi di Asia Tenggara pada 2025, yakni sebesar 7,7%, menurut studi terbaru. REUTERS/Kham


Sumber: VnExpress International | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vietnam diproyeksikan mencatat kenaikan gaji tertinggi di Asia Tenggara pada 2025, yakni sebesar 7,7%, menurut studi terbaru yang dirilis oleh Aon, perusahaan jasa profesional global terkemuka.

Laporan bertajuk “2025 Salary Increase and Turnover Study for Southeast Asia” ini dilakukan antara Juli hingga September 2025 dan menganalisis penyesuaian gaji serta tingkat perputaran karyawan di lebih dari 700 perusahaan di kawasan, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Secara keseluruhan, rata-rata anggaran kenaikan gaji di Asia Tenggara untuk 2026 diproyeksikan mencapai 5,3%, menunjukkan tren positif di tengah pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi di sektor teknologi serta talenta digital.

Perbandingan Kenaikan Gaji per Industri dan Negara

Ketika dianalisis berdasarkan sektor industri, terdapat perbedaan mencolok antarnegara:

  • Singapura: Industri life sciences dan perangkat medis mencatat kenaikan tertinggi sebesar 4,6%.

  • Vietnam: Sektor teknologi memimpin dengan kenaikan 7,1%.

  • Indonesia: Sektor teknologi juga mencatat kenaikan signifikan sebesar 5,9%.

  • Malaysia: Sektor konsultasi, bisnis, dan layanan komunitas menduduki posisi teratas dengan kenaikan 4,8%.

Baca Juga: Anggaran TKD Dipangkas, Gubernur Minta Pemerintah Pusat Tanggung Gaji ASN Daerah

Menurut Rahul Chawla, Partner dan Head of Talent Solutions untuk Asia Tenggara di Aon, organisasi di kawasan ini menghadapi dua prioritas besar: mempertahankan talenta terbaik dan mengelola biaya kompensasi yang meningkat.

“Seiring percepatan investasi di bidang teknologi dan strategi bisnis di Asia Tenggara, perusahaan semakin fokus untuk mempertahankan karyawan berkemampuan tinggi. Keseimbangan antara biaya kompensasi yang naik dan kebutuhan akan kelincahan organisasi menjadi kunci kesuksesan,” ujar Chawla.

Tingkat Turnover Masih Tinggi

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat perputaran karyawan (attrition) di semua negara Asia Tenggara masih berada pada level dua digit.

  • Filipina dan Singapura mencatat turnover tertinggi masing-masing 20,0% dan 19,3%.

  • Malaysia mengikuti di posisi ketiga dengan 18,2%.

Jika dilihat berdasarkan industri, sektor konsultasi, bisnis, dan layanan komunitas memiliki tingkat turnover tertinggi sebesar 22,6%, disusul oleh ritel (21,6%) dan manufaktur (17,5%).

Selain itu, 42% perusahaan mengaku menghadapi kesulitan dalam merekrut atau mempertahankan karyawan, sementara 63% melaporkan adanya kesenjangan keterampilan (skills gap) yang signifikan.

Permintaan Tinggi untuk Talenta Digital dan Teknologi

Perusahaan juga menyoroti kesulitan dalam mencari talenta di bidang teknologi informasi, teknik, dan penjualan. Meski demikian, premi untuk karyawan baru berkisar antara 1,3% hingga 8,2%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, mencerminkan peningkatan kontrol biaya perusahaan.

Adapun posisi yang paling dicari (“hot jobs”) meliputi:

  • Penjualan (24%)

  • Teknologi informasi (24%)

  • Kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML) (21%)

  • Keamanan siber (20%)

  • Rekayasa/engineering (19%)

Baca Juga: Magang Di Jepang Dibuka Lagi, Ada 40.000 Kuota, Gaji Tembus Rp 55 Juta, Minimal SMA

Permintaan tinggi terhadap AI, ML, dan cybersecurity menunjukkan bahwa perusahaan semakin memprioritaskan strategi kompensasi berkelanjutan untuk mengamankan keterampilan penting di masa depan dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif.

Strategi Perusahaan: Efisiensi dan Fokus pada Talenta Utama

Menurut Evon Lock, Head of Data Solutions untuk Asia Tenggara di Aon, meski tekanan rekrutmen dan retensi meningkat, sebagian besar organisasi tetap optimistis secara hati-hati.

“Perusahaan berfokus pada peningkatan produktivitas, penyederhanaan struktur manajemen, dan penerapan strategi perekrutan serta kenaikan gaji yang lebih terarah untuk menarik dan mempertahankan kinerja terbaik,” jelas Lock.

Langkah tersebut diharapkan mampu membangun tim yang tangguh dan siap menghadapi masa depan, di tengah dinamika ekonomi global dan perubahan cepat di dunia kerja berbasis teknologi.

Selanjutnya: Cedera! Kylian Mbappe Absen di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Kontra Islandia

Menarik Dibaca: Lapar Tengah Malam? Ada Promo HokBen Special Deals 24 Jam Makan Berdua Hemat


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×