Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Mesti Sinaga
Hari ini (7/5), Vietnam kembali mendevaluasi mata uang dong untuk yang kedua kalinya dalam tahun ini. Devaluasi ini untuk menggenjot ekspor dan membatasi permintaan impor yang menimbulkan defisit perdagangan.
Bank sentral Vietnam, Ngân hàng Nhà nước Việt Nam (The State Bank of Vietnam) menyatakan, mereka telah memangkas nilai tengah kurs dong di pasar antarbank sebanyak 1% menjadi 21,673 dong per dollar AS.
Selanjutnya, dollar AS / dong bisa diperdagangkan dalam rentang plus minus 1% dari nilai tengah kurs yang akan ditentukan oleh bank sentral setiap harinya.
“Pasar telah memperkirakan hal ini setelah pemerintah merilis data defisit perdagangan,” ujar seorang trader valas di sebuah bank Vietnam di kota Ho Chi Minh.
Selama empat bulan pertama 2015 lalu, Vietnam mengalami defisit perdagangan US$ 3 miliar. Padahal, pada periode sama tahun lalu, Vietnam masih membukukan surplus perdagangan sebesar US$ 2 miliar.
Sebelumnya, 7 Januari 2015 lalu, bank sentral Vietnam juga telah mendevaluasi nilai tukar dong sebanyak 1% untuk menstabilkan pasar valas.
Bank sentral Vietnam menyatakan, tekanan terhadap dong sekarang ini bersifat “psikologis’ dan “ dalam ekspektasi pasar”. Bank sentral menambahkan, devaluasi kedua ini dilakukan untuk membantu pencapaian target sosio-ekonomi dan melindunginya dari dampak negatif pasar global
“Ekspektasi pasar akan ada depresiasi yang lebih besar, di mana dong hanya turun 2% sementara nilai tukar mata uang lain di regional kini telah anjlok 4%-5%,” ujar bank sentral.
Setelah adanya depresiasi dong hari ini, nilai tukar dong di pasar antarbank turun menjadi 21,650/21,730 per dollar AS. Kemarin harga 1 dong masih 21,620/21,670 per dollar AS.
Ekspor Vietnam selama Januari – April 2015 meningkat 8,2% menjadi US$ 50,1 miliar. Namun impornya melejit tinggi 19,9%.
Pemerintah Vietnam memperkirakan, tahun ini ekspornya tumbuh 10%, turun dibandingkan ekspornya tahun lalu yang tumbuh 13,7%.