Sumber: Harian KONTAN, 21 September 2011 | Editor: Catur Ari
Keberhasilan Vincent Lo dalam bisnis properti dan konstruksi telah membawa ketenaran bagi pria kelahiran Hong Kong ini. Dia dianggap sebagai peletak batu pertama kerja sama ekonomi antara Hong Kong dan China yang berseteru sejak abad 19. Karena jasa-jasanya, Lo sering disebut sebagai Mr Beijing. Oleh Pemerintah Prancis, pada 2005, Lo juga mendapat penghargaan sebagai pebisnis real estate paling berpengaruh di Asia dan berbagai penghargaan lain.
Vincent Lo berhasil membuktikan bahwa dia bisa meraih sukses tanpa harus bergantung kepada sang ayah. Melalui perusahaan konstruksi Shui On Lands Ltd dan Shui On Construction And Materials Limited, Lo menjadi penguasa bisnis properti dan konstruksi di Beijing, China.
Di sisi lain, sukses Lo itu ternyata membawa angin baik bagi Hong Kong. Dia berhasil merintis jembatan kerja sama antara wilayah jajahan Inggris tersebut dengan China. Dua wilayah yang bersengketa sejak abad 19 tersebut akhirnya memiliki hubungan bisnis yang baik.
Menurut Lo, hubungan ekonomi yang baik akan membuat hubungan politik antara Beijing dan Hong Kong semakin mesra. Dengan hubungan yang baik pula, maka keuntungan ekonomi dan kemajuan ke dua belah pihak dapat dirasakan. Apalagi dengan semakin kuatnya liberalisme, maka cara terbaik untuk bertahan adalah memperkuat ekonomi.
"Lo berkontribusi sebagai salah satu perintis hubungan ekonomi Beijing dan Hong Kong yang sangat vital," ujar Yang Jeichi, Menteri Luar Negeri China, beberapa waktu lalu. Yang mengatakan, Lo layak disebut sebagai pebisnis properti Hong Kong paling sukses di China.
Inilah yang membuat Lo, meskipun warga Hong Kong, dianggap warga China oleh pejabat teras Pemerintahan China. Ia dihormati karena memiliki dedikasi dan jasa bagi pembangunan China.
Pengaruhnya semakin kuat setelah dia diangkat sebagai penasihat khusus bidang perencanaan kota oleh Pemerintah China. Dia mendapat sebutan Mr. Beijing meski lahir di Hong Kong.
Lebih dari itu, Lo juga dianggap berjasa dalam revolusi properti di Beijing. Dia berhasil mengubah model perumahan dan tempat hiburan di Beijing, yang sebelumnya monoton menjadi lebih fleksibel dan terkesan modern. Karena jasa-jasanya itu, dia kemudian mendapat penghargaan honorary citizenship dari Pemerintah Kota Beijing pada 1999.
Selain di Beijing, pamor Lo juga diakui di Hong Kong. Ia mendapat penghargaan Gold Bauhinia Star (GBS) pada 1998. Penghargaan itu didapat karena jasanya dalam mempromosikan Hong Kong ke luar negeri. Selain itu pada 1999, ia juga dipromosikan sebagai anggota Justice of the Peace oleh Pemerintah Hong Kong.
Di bidang bisnis, Lo memperoleh penghargaan Bussiness of the Year pada 2001 dan Director of the Year Hong Kong, di tahun berikutnya. Gelar tersebut menjadikannya pebisnis real estate paling berpengaruh di Asia. Oleh Pemerintah Prancis, Lo dianggap berhasil meyakinkan pejabat Beijing dan membantu proyek perumahan Prancis di Beijing Timur pada 2000 hingga 2004.
Lo juga diketahui cukup aktif dalam kegiatan sosial. Baginya, ketika seorang pebisnis hanya berorientasi keuntungan materi semata, mereka tidak akan mampu mengembangkan potensinya. "Ketika seseorang peduli terhadap masyarakat, maka ia akan bisa berbuat lebih," ujarnya.
Itulah sebabnya, Lo bersedia menyumbangkan US$ 20 juta tiap tahun ke sebuah pusat rehabilitasi pecandu narkotika di Hong Kong. Ia juga menyisihkan sekitar US$ 2 juta per bulan untuk pusat pengembangan masyarakat miskin di Hong Kong pada 2008.
Sedangkan dalam kehidupan pribadi, Lo menikahi Loletta Chu, Puteri Hong Kong 1977 pada 1977, pada November 2008. Pernikahan yang dilangsungkan di Hotel Four Seasons, Singapura itu dihadiri pejabat maupun pebisnis Beijing dan Hong Kong. Pasangan ini aktif di berbagai kegiatan sosial dan ekonomi. Mereka juga sedang mempersiapkan sebuah yayasan untuk menampung anak-anak penyandang cacat mental
(Selesai)