Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Mungkin telah disalahartikan
Rae Bainteiti adalah warga asal Kiribati yang sekarang tinggal di Selandia Baru dan neneknya berasal dari Pulau Marakei. Dia tidak merasa ada masalah dengan apa yang tampak dalam foto tersebut, namun dia mengerti kontroversi yang ada.
"Ketika saya meihat foto itu pertama kali di Facebook, reaksi pertama adalah wah betapa indahnya budaya Kiribati. Ini bisa disalahartikan oleh orang lain, tergantung bagaimana melihatnya karena di unggahan pertama tidak ada informasi atau konteks mengenai apa yang terjadi," ujar Rae.
Rae mengatakan pernah melihat ritual seperti itu ketika dia masih kecil, yang dilakukan dalam pesta pernikahan. "Khususnya dari pihak mempelai laki-laki yang telungkup di lantai untuk menerima kedatangan keluarga perempuan guna menunjukkan betapa senangnya mereka menyambut sebagai bagian dari keluarga baru," katanya.
Baca juga: Pelawak Qomar dipenjara, ini gara-garanya
Tidak semua orang memiliki pendapat yang sama dengan Rae mengenai foto tersebut. Rimon Rimon, seorang wartawan lepas di Kiribati mengatakan beberapa warga marah dengan apa yang mereka saksikan. "Beberapa orang marah, mereka malu dan sedih," katanya.
"Bahkan di jalan-jalan, seseorang yang saya tanyai mengatakan itu adalah tindakan yang tidak layak dilakukan oleh seseorang seperti itu."
Kiribati menghentikan hubungan dengan Taiwan bulan September, sehingga Taiwan hanya akan memiliki hubungan dengan 15 negara. Rimon, yang pernah bekerja untuk mantan presiden Kiribati, Anote Tong, mengatakan dia tidak pernah menyaksikan Dubes Taiwan disambut dengan cara seperti itu sebelumnya.
"Sudah ada beberapa Dubes Taiwan yang pernah mengunjungi pulau tersebut dan saya tidak tahu mereka pernah disambut dengan cara seperti itu," katanya.
Politisi Australia ikut berkomentar Anggota parlemen dari Partai Liberal di Australia, Dave Sharma yang pernah menjadi Dubes Australia untuk Israel dan juga pernah bertugas di Papua Nugini mengatakan terkejut dengan foto tersebut. "Saya akan terkejut bila ada pejabat Australia ambil bagian dalam upacara seperti itu," katanya kepada ABC.
Constantine Panayiotou, atase pertahanan Amerika Serikat untuk lima negara di Pasifik, termasuk Kiribati menyampaikan kekesalannya di Twitter. Sebagai wartawan, Rimon mengatakan foto tersebut banyak dibicarakan di Kiribati dari sisi politik. "Bagi pihak luar di kawasan, mereka melihat ini dalam konteks keadaan politik China di kawasan dan persaingan dengan Barat, dan ada Dubes China yang menginjak punggung warga. Itulah dilihat sebagai sebuah pernyataan," katanya.
Namun Rae mengatakan bahwa pandangan warga di Pulau Marakei yang akhirnya paling menentukan. "Dunia global memiliki pandangan yang ada hubungannya dengan politik, berkenaan dengan soal Taiwan dan China, namun kalau ada berpandangan netral dan melihat dari sisi budaya anda akan mengerti apa yang terjadi," katanya.
"Saya merasa itu dilakukan atas dasar kasih dan hormat sehingga mereka mengatakan 'anda kami terima kedatangannya di pulau ini'." Pihak ABC sudah menghubungi para tetua adat di pulau Marakei, pemerintah Kiribati dan kedutaan China di Kiribati untuk mendapatkan komentar, namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Foto Viral, Dubes China Berjalan di Atas Punggung Warga dalam Upacara Penyambutan di Kiribati",
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan