Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kebijakan ini diyakini dapat membantu membendung penyebaran penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 420.000 orang dan membunuh hampir 19.000 orang di dunia.
Di Iran, di mana ada sekitar 190.000 orang dipenjara dan virus corona telah menginfeksi sekitar 25.000 orang, pemerintah telah mengumumkan akan membebaskan sementara 85.000 tahanan, dengan 10.000 dari mereka diberikan pengampunan.
Baca Juga: Virus corona menyebar cepat, sebanyak 70.000 tahanan di Iran dibebaskan
Para ahli peradilan pidana Iran mengatakan, mungkin nantinya akan sulit untuk mengelola sejumlah besar tahanan yang dibebaskan atau mengembalikan mereka.
"Semakin lama hal ini berlangsung dan semakin menyedihkan situasinya, hal itu dapat menyebabkan keputusan yang lebih berani yang mengarah pada pembebasan penjahat yang lebih keras atau lebih berbahaya," kata Keith Ditcham, peneliti senior dalam kejahatan terorganisasi dan kepolisian di Kerajaan Inggris, United Services Institute.
Baca Juga: Xi Jinping: Epidemi corona belum capai puncak
“Apa yang kamu lakukan ketika semuanya kembali normal? Anda memiliki sejumlah hal yang tidak diinginkan di negara Anda atau bepergian secara global ... Ini membuat seluruh upaya penegakan hukum mundur dengan selisih margin yang signifikan," papar Ditcham.
Ditahan atau dibebaskan?
Di beberapa negara, ketakutannya adalah narapidana tidak akan dibebaskan. Di Venezuela, kelompok-kelompok hak asasi manusia prihatin dengan penyebaran COVID-19 di antara populasi penjara yang mencapai 110.000 tahanan karena dalam kondisi yang sudah sangat tidak sehat.
Di Bogota, Kolombia, kerusuhan di penjara karena virus corona menewaskan 23 tahanan dan puluhan lainnya cedera. Kerusuhan serupa juga telah melanda fasilitas penjara mulai dari Italia hingga Sri Lanka.