kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vladimir Putin Ancam Ukraina Mungkin Kehilangan Kenegaraannya


Senin, 07 Maret 2022 / 06:25 WIB
Vladimir Putin Ancam Ukraina Mungkin Kehilangan Kenegaraannya
ILUSTRASI. Putin memperingatkan bahwa Ukraina mungkin kehilangan status kenegaraannya jika mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan. REUTERS/Borut Zivulovic


Sumber: The New York Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan pada hari Sabtu (5/3/2022) memperingatkan bahwa Ukraina mungkin kehilangan status kenegaraannya jika mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan.

"Kepemimpinan saat ini perlu memahami bahwa jika mereka terus melakukan apa yang mereka lakukan, mereka mempertaruhkan masa depan negara Ukraina," kata Putin di Moskow, menurut The New York Times. 

"Jika itu terjadi, mereka yang harus disalahkan untuk itu," tambah Putin.

Melansir Reuters, Putin juga mengatakan pada hari Sabtu bahwa sanksi Barat terhadap Rusia mirip dengan deklarasi perang dan memperingatkan bahwa setiap upaya untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi dunia.

Putin menegaskan kembali bahwa tujuannya adalah untuk membela komunitas berbahasa Rusia melalui "demiliterisasi dan de-Nazifikasi" negara tersebut sehingga bekas tetangga Soviet Rusia menjadi netral dan tidak lagi mengancam Rusia.

Baca Juga: Waspada! Dampak Perang Rusia-Ukraina Bisa Bikin Ekonomi Kita Meriang

Ukraina dan negara-negara Barat telah menolak ini sebagai dalih tak berdasar untuk invasi yang ia luncurkan pada 24 Februari dan telah memberlakukan berbagai sanksi yang bertujuan untuk mengisolasi Moskow.

"Sanksi yang dikenakan ini mirip dengan deklarasi perang, tetapi syukurlah tidak sampai ke sana," kata Putin, berbicara kepada sekelompok pramugari di pusat pelatihan Aeroflot dekat Moskow.

Dia mengatakan setiap upaya oleh kekuatan lain untuk memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina akan dianggap oleh Rusia sebagai langkah ke dalam konflik militer. Langkah seperti itu katanya akan memiliki konsekuensi bencana bagi Eropa dan dunia.

Baca Juga: Sniper Ukraina Bunuh Jenderal Top Rusia

Aliansi militer NATO telah menolak permintaan Kyiv untuk zona larangan terbang, dengan alasan hal itu akan meningkatkan perang di luar Ukraina menjadi konflik yang jauh lebih luas, yang berpotensi mengadu Amerika Serikat melawan Rusia.

Ukraina telah merdeka selama lebih dari 30 tahun setelah runtuhnya Uni Soviet.

Invasi Rusia ke negara berdaulat telah banyak dikecam oleh masyarakat internasional, dan Ukraina telah menyerukan untuk dimasukkan dalam aliansi militer NATO. Sedangkan Rusia telah menuntut agar Ukraina tidak diizinkan masuk NATO.

Baca Juga: IMF Peringatkan Perang di Ukraina Akan Membawa Dampak yang Buruk bagi Ekonomi Global

Awal pekan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menandatangani aplikasi keanggotaan Uni Eropa ketika negara bekas Uni Soviet itu berusaha untuk bergabung dengan blok tersebut.

"Tujuan kami adalah untuk bersama dengan semua orang Eropa dan, yang paling penting, berada pada pijakan yang sama," kata presiden Ukraina dalam pidato video, The New York Times melaporkan. "Saya yakin itu adil. Saya yakin itu mungkin."



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×