kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vladimir Putin Proklamirkan Pencaplokan 15% Wilayah Ukraina


Sabtu, 01 Oktober 2022 / 06:27 WIB
Vladimir Putin Proklamirkan Pencaplokan 15% Wilayah Ukraina
ILUSTRASI. Secara mengejutkan, Vladimir Putin memproklamirkan pencaplokan Rusia atas sebagian wilayah Ukraina. Sputnik/Pavel Bednyakov/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - ZAPORIZHZHIA. Secara mengejutkan, Vladimir Putin memproklamirkan pencaplokan Rusia atas sebagian wilayah Ukraina dalam sebuah upacara Kremlin yang penuh kemegahan. Dalam  pidatonya, Putin menjanjikan Moskow akan menang dalam "operasi militer khusus".

Melansir Reuters, proklamasi kekuasaan Rusia atas 15% wilayah Ukraina menjadi aksi aneksasi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Namun, pencaplokan itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina dan negara-negara Barat yang menuduhnya sebagai tindakan ilegal. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan sanksi baru terkait aksi Rusia tersebut.

Menurut Putin, empat wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia - yang menurut Putin menjadi bagian dari Rusia telah membuat pilihan bersejarah.

"Mereka telah membuat pilihan untuk bersama rakyat mereka, tanah air mereka, untuk hidup dengan nasibnya, dan untuk menang bersamanya. Kebenaran ada di pihak kita. Rusia bersama kita!" jelas Putin kepada elit politik negaranya, yang telah berkumpul di salah satu aula termegah Kremlin untuk menyaksikannya menandatangani dokumen pencaplokan.

Rusia mengorganisir apa yang disebut referendum, yang dikecam oleh Kyiv dan pemerintah Barat sebagai aksi yang ilegal dan memaksa.

"Kami akan mempertahankan tanah kami dengan segenap kekuatan dan segala cara kami," tambah Putin. 

Baca Juga: Rusia Memveto Resolusi PBB tentang Pencaplokan Wilayah Ukraina

Dia menyerukan rezim Kyiv untuk segera menghentikan permusuhan dan kembali ke meja perundingan.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymr Zelenskiy mengatakan negaranya telah mengajukan aplikasi jalur cepat untuk bergabung dengan aliansi militer NATO. Dia menegaskan, negaranya tidak akan mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia selama Putin masih menjadi presiden.

Proklamasi Putin bertepatan dengan pengepungan pasukan Rusia di salah satu dari empat wilayah yang dianeksasi oleh pasukan Ukraina. Kondisi tersebut menunjukkan betapa lemahnya cengkeraman Rusia di beberapa wilayah yang diklaimnya.

Dalam salah satu pidato anti-Amerika terberatnya selama lebih dari dua dekade berkuasa, Putin mengisyaratkan bahwa dia siap untuk melanjutkan apa yang dia sebut pertempuran untuk "Rusia yang lebih bersejarah". 

Putin mengecam negara-negara Barat karena ingin menghancurkan Rusia dan, tanpa bukti, menuduh Washington dan sekutunya meledakkan pipa gas Nord Stream.

Presiden AS Joe Biden mengatakan itu adalah tindakan sabotase yang disengaja dan sekarang Rusia menghembuskan disinformasi dan kebohongan. Biden juga menambahkan bahwa Washington dan sekutunya akan mengirim penyelam untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Baca Juga: Ini Daftar Negara yang Ekonominya Terancam di 2023, Eropa Paling Terdampak

Ukraina dan NATO

Di Ukraina, Zelenskiy mengatakan dia hanya siap untuk melakukan pembicaraan damai jika Rusia memiliki presiden baru.

Dia juga mengumumkan bahwa Ukraina secara resmi melamar keanggotaan jalur cepat NATO, sesuatu yang ditentang keras oleh Moskow. Zelenskiy menuduh Rusia menggambar ulang perbatasan dengan menggunakan pembunuhan, pemerasan, penganiayaan, dan kebohongan.

Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa Kyiv tetap berkomitmen pada gagasan ko-eksistensi dengan Rusia dengan kondisi yang setara, jujur, bermartabat dan adil.

"Jelas, dengan presiden Rusia ini tidak mungkin. Dia tidak tahu apa itu martabat dan kejujuran. Karena itu, kami siap untuk berdialog dengan Rusia, tetapi dengan presiden Rusia yang lain," kata Zelenskiy.



TERBARU

[X]
×