Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Wabah Covid-19 sedang menyerang Korea Utara. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan, penyebaran Covid-19 telah mendorong negaranya ke dalam "kekacauan besar" dan menyerukan pertempuran habis-habisan untuk mengatasi wabah itu.
Data terbaru, Korea Utara melaporkan 21 kasus baru kematian akibat Covid-19.
Korea Utara membuat pengakuan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang wabah Covid-19 pertamanya pekan ini dan memberlakukan penguncian nasional, setelah melaporkan tidak ada kasus sejak awal pandemi dua tahun lalu. Tetapi tidak ada tanda-tanda pengujian ketat atau kampanye pengobatan sedang berlangsung.
"Penyebaran epidemi ganas adalah kekacauan besar yang menimpa negara kita sejak didirikan," demikian laporan kantor berita KCNA mengutip pernyataan Kim Jong Un dalam pertemuan darurat Partai Buruh seperti dikutip Reuters, Sabtu (14/5).
Baca Juga: Update Corona, Korea Utara Resmi Akui Kasus Covid-19, Kim Jong Un Pakai Masker
Tetapi, jika Korea Utara tidak kehilangan fokus dalam menerapkan kebijakan epidemi dan mempertahankan kekuatan dan kontrol organisasi yang kuat berdasarkan kesatuan partai dan rakyat yang berpikiran tunggal dan memperkuat pertempuran epidemi, Kim Jong Un yakin Korea Utara dapat lebih dari mengatasi krisis.
Mengingat kemampuan pengujian Covid-19 di Korea Utara yang terbatas, jumlahnya mungkin mewakili sebagian kecil dari total kasus dan dapat menyebabkan ribuan kematian di salah satu dari hanya dua negara tanpa kampanye vaksinasi.
Wabah itu juga dapat memperdalam situasi pangan yang sudah mengerikan di Korea Utara, dengan penguncian menghambat upaya anti-kekeringan dan mobilisasi tenaga kerja.
"Pertemuan Partai Buruh Korea Utara mendengar laporan sekitar 280.810 orang dirawat dan 27 kematian sejak demam yang tidak diketahui asalnya dilaporkan mulai akhir April," sebut KCNA.
Media pemerintah Korea Utara tidak mengatakan apakah kasus kematian baru itu karena Covid-19. KCNA melaporkan pada Jumat (13/5), satu kematian telah dikonfirmasi karena varian Omicron dari virus corona.
KCNA juga melaporkan, pertemuan Partai Buruh Korea Utara itu juga mendengar laporan dari pejabat pengendalian epidemi bahwa "dalam kebanyakan kasus, korban manusia disebabkan oleh kelalaian termasuk overdosis obat karena kurangnya pengetahuan tentang metode pengobatan.
Sejak akhir April 2022, sebanyak 524.440 orang telah menunjukkan tanda-tanda demam termasuk 174.440 kasus baru pada Jumat (13/5). Sekitar 243.630 telah dirawat, tetapi laporan KCNA belum menyebutkan berapa banyak orang yang telah diuji atau mengonfirmasi jumlah total kasus Covid-19.
Korea Utara telah menguji sekitar 1.400 orang seminggu, menurut Kee Park dari Harvard Medical School yang telah bekerja pada proyek perawatan kesehatan di negara itu. Pengujian itu hampir tidak cukup untuk mensurvei ratusan ribu orang dengan gejala Covid-19.
Kim Jong Un mengatakan, krisis kesehatan disebabkan ketidakmampuan dan tidak bertanggung jawab organisasi partai. Tetapi penularan tidak dapat dikendalikan dan Korea Utara harus memiliki keyakinan dalam pertempurannya untuk mengatasi krisis dalam periode sesingkat mungkin.
Kim menawarkan untuk menyumbangkan persediaan medis, yang telah disimpan di rumahnya, untuk digunakan oleh keluarga yang mengalami kesulitan.
Kim juga meminta pejabat kesehatan Korea Utara harus belajar dari pengalaman negara maju, termasuk pencapaian China dalam memerangi Covid-19.
Baca Juga: Korea Utara Laporkan Kematian Covid-19 Pertama, Sekitar 187.800 Dirawat