kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah ebola muncul lagi di Kongo, apa itu ebola dan bagaimana penyebarannya?


Selasa, 02 Juni 2020 / 11:41 WIB
Wabah ebola muncul lagi di Kongo, apa itu ebola dan bagaimana penyebarannya?
ILUSTRASI. WHO mengumumkan adanya wabah baru penyakit yang diakibatkan oleh virus ebola di Republik Demokratik Kongo.


Sumber: Kompas.com | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan adanya wabah baru penyakit yang diakibatkan oleh virus ebola di Republik Demokratik Kongo. Wabah virus ebola kini menyebar di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, Provinsi Equateur.

Ini merupakan ujian yang sulit karena Kongo juga tengah memerangi Covid-19 dan wabah campak terparah di dunia.

Mengutip situs WHO, Selasa (2/6), Kementerian Kesehatan Republik Demokratik Kongo mengumumkan ada enam kasus ebola yang ditemukan di Wangata. Empat di antaranya meninggal dunia dan dua kasus sedang dalam perawatan.

Baca Juga: Jepang menyetujui obat ebola remdesivir untuk pengobatan virus corona (Covid-19)

Ini adalah wabah ke-11 dari virus ebola di negara tersebut. Ebola memang merupakan virus endemik Afrika, pertama ditemukan pada 1976.

Kota Mbandaka merupakan lokasi wabah ebola kesembilan yang terjadi pada Juli 2018. Wabah ebola terakhir berlokasi di tiga kawasan, yaitu North Kivu, South Kivu, dan Provinsi Ituri. Outbreak ini belum selesai.

Pada 14 Mei 2020, Kementerian Kesehatan Kongo memulai 42 hari hitung mundur deklarasi berakhirnya wabah ebola ke-10.

Apa itu ebola?

Virus ebola termasuk dalam famili Filoviridae yang mencakup tiga kelompok, yaitu Cuevavirus, Marburgvirus, dan Ebolavirus. Dalam genus Ebolavirus, enam spesies ditemukan yaitu di Zaire, Bundibugyo, Sudan, Tai Forest, Reston, dan Bombali.

Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola haemorrhagic fever merupakan penyakit dengan tingkat keparahan yang tinggi. Penyakit ini menginfeksi manusia dan primata, serta kerap berujung pada kematian.

WHO menyebutkan, angka mortalitas penyakit ebola berada pada kisaran 50%, tepatnya antara 25% hingga 90%. Afrika adalah wilayah yang mengalami outbreak ebola terparah.

Wabah ebola yang terjadi pada 2014-2016 di Afrika Barat merupakan kasus terparah sejak penyakit tersebut pertama ditemukan pada 1976.

Baca Juga: Ini daftar obat dan vaksin lagi diujicobakan menyembuhkan corona di seluruh dunia

Selain di Republik Demokratik Kongo, ebola juga menjangkiti beberapa negara lainnya di Afrika, seperti Sierra Leone dan Liberia.

Transmisi Sama seperti Covid-19, ebola adalah penyakit zoonosis yang ditransmisikan dari satwa liar. Para ilmuwan percaya bahwa inang dari virus ebola adalah kelelawar dari famili Pteropodidae, jenis kelelawar pemakan buah.

Baca Juga: Perkenalkan, alat untuk menekan risiko Covid-19 di area kerja dan ruang publik

Selain kelelawar, beberapa satwa liar yang menjadi inang ebola adalah landak, simpanse, gorila, monyet, dan antelop. Mayoritas penduduk Afrika terinfeksi ebola karena kontak langsung dengan hewan yang ditemukan sakit atau mati di hutan setempat.

Virus ebola kemudian menyebar antar-manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi. Tak hanya kontak langsung, tetapi juga melalui benda mati yang terpapar cairan tubuh orang yang terinfeksi.

Banyak tenaga kesehatan di Afrika yang terinfeksi ebola karena menangani pasien tanpa alat pelindung diri (APD) yang lengkap.

Wanita hamil yang terinfeksi dan sembuh dari ebola bisa menurunkan virus tersebut kepada bayi atau janinnya lewat ASI dan jaringan di dalam rahim.

Baca Juga: Kementerian Agama resmi membatalkan keberangkatan jemaah haji tahun 2020

Penulis: Sri Anindiati Nursastri

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ebola Kembali Muncul di Kongo, Virus Apa Itu dan Bagaimana Penyebarannya?".




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×