Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Hasil survei terhadap manager industri Inggris menunjukkan, negara tersebut memiliki risiko untuk tergelincir ke jurang resesi.
Melansir BBC, berdasarkan data purchasing manager's index (PMI) yang dirilis IHS Markit/CIPS, mayoritas sektor jasa hanya mencatatkan kenaikan tipis di sepanjang Agustus. Padahal, sektor jasa menyumbang 80% bagi pertumbuhan Inggris.
"Minimnya pertumbuhan meningkatkan kemungkinan bahwa perekonomian Inggris tengah terpeleset ke dalam resesi," jelas ekonom IHS Chris Williamson.
Baca Juga: Resesi dunia berikutnya diramal akan jauh berbeda dari resesi 2008
Tidak hanya itu, data yang sama juga menunjukkan sektor konstruksi dan manufaktur mengerucut pada Agustus.
Hasil survei IHS juga menunjukkan, sektor-sektor yang tumbuh pada Agustus, mendapatkan nilai sekitar 50,6, atau turun dari level 51,4 pada Juli. Informasi saja, nilai di atas 50 menandakan adanya pertumbuhan. Sedangkan nilai di bawah itu menandakan penurunan.
Meski demikian, data yang meliputi manufaktur dan konstruksi berada di posisi 49,7. Ini merupakan kontraksi kedua untuk sektor swasta dalam tiga bulan terakhir.
IHS Markit mengatakan, ketidakpastian Brexit dan tingginya biaya bisnis adalah penyebabnya.
Baca Juga: Ekonomi Thailand melambat, pemerintah meluncurkan stimulus
"Di sisi lain, penurunan yang terjadi saat ini secara keseluruhan cukup tipis," tambah Williamson seperti yang dikutip dari BBC.
Pada periode April hingga Juni, ekonomi Inggris terkontraksi untuk kali pertama sejak 2012. Resesi terjadi saat ekonomi mengalami kontraksi dalam dua kuartal berturut-turut.
Baca Juga: Lebanon deklarasikan ekonomi negara dalam keadaan darurat, apa yang terjadi?
IHS Markit menulis, perekrutan karyawan dan penerimaan klien baru oleh perusahaan Inggris mengalami perlambatan. Sepertinya, mereka menanti apakah hasil akhir Brexit pada akhir Oktober nanti dengan kesepakatan atau tidak.