Sumber: The Straits Times,South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Kami juga punya kasus seperti itu. Ini berbahaya. Di mana Anda menempatkan pasien ini? Anda tidak bisa mengirim mereka pulang karena mereka mungkin menulari orang lain, tetapi Anda tidak bisa memasukkan mereka ke rumah sakit karena sumber dayanya terbatas,” katanya kepada South China Morning Post.
Sebelumnya, Straits Times memberitakan, jumlah kasus baru virus corona di China terus mengalami penurunan. Hal ini terjadi setelah pejabat kesehatan mengubah kriteria untuk kasus yang dikonfirmasi. Perubahan ini merupakan yang kedua kalinya dalam sebulan.
Sekarang ini, Kasus virus corona memerlukan tes laboratorium sebelum dikonfirmasi sebagai infeksi Covid-19.
Baca Juga: Masa isolasi Wuhan molor lagi, siapa yang akan bayar cicilan kami?
Pedoman baru Tiongkok ini menandakan bahwa kasus baru di Hubei sekarang meningkat pada tingkat yang lebih lambat.
Jumlah pasien yang keluar di Hubei juga telah melampaui jumlah infeksi baru untuk pertama kalinya, di mana hal ini mungkin menunjukkan perlambatan dalam penyebaran.
Straits Times memberitakan, revisi pedoman diagnostik adalah yang kedua dalam sebulan. Setelah revisi pertama yang mulai berlaku Kamis lalu, angka infeksi melonjak secara dramatis di provinsi Hubei karena kriteria untuk kasus yang dikonfirmasi diperluas untuk mencakup mereka yang menunjukkan gejala, memiliki riwayat kontak atau perjalanan dengan kasus yang dikonfirmasi dan CT scan positif.
Baca Juga: Gawat, pakar kedokteran China bilang wabah virus corona akan berlangsung lama
Sehari kemudian, Komisi Heath National menghapus 108 kematian dari jumlah totalnya karena “penghitungan ganda” di Hubei. Hal ini menimbulkan keraguan atas keandalan data China tentang kasus-kasus virus corona.
Pedoman baru, sementara sejalan dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia, bisa juga berarti tekanan kembali ke laboratorium. Para dokter juga sebelumnya mengeluhkan kurangnya test kit.