Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Aksi protes keras yang berlangsung berbulan-bulan di Hong Kong telah mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan ketakutan dari para wisatawan. Walau demikian, harga properti di wilayah bekas jajahan Inggris tersebut tidak pernah menurun.
Harga rumah di Hong Kong telah meroket lebih dari 200% dalam dekade terakhir. Kondisi ini didorong oleh pasokan perumahan yang terbatas dan aliran modal besar dari pembeli China daratan sehingga membuat warga lokal marah.
Lily Chow, seorang petugas berusia 32 tahun, termasuk yang beruntung. Dia dan suaminya baru-baru ini membeli apartemen dua kamar seharga HK $ 7,5 juta (US$ 957.000).
“Saya tidak percaya pada pemerintah, pandangan atau ekonomi. Saya hanya yakin bahwa harga properti Hong Kong tidak akan turun,” kata Chow kepada Reuters di kantor penjualan pengembangan properti Hong Kong.
Baca Juga: Kekuatan kepemimpinan Presiden Xi Jinping telah membuat China sangat stabil
Perusahaan properti Wheelock telah menjual 80% dari 816 unit di proyek-proyeknya sejak akhir Agustus, lebih rendah dari penjualan di peluncuran lain tahun ini, tetapi kondisi ini dinilai masih bagus.
Ketika Hong Kong bersiap untuk protes anti-pemerintah lainnya pada 1 Oktober memperingati peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat Cina ada sedikit tanda bahwa kemungkinan kekerasan lebih lanjut telah mengurangi permintaan pembeli rumah.
"Lingkungan politik mudah terguncang, tapi saya cukup yakin pasar properti tidak tergoyahkan," kata Candy Lau, 32, ketika dia mengantri untuk membeli apartemen seharga HK $ 8 juta seluas 273 kaki persegi.
Baca Juga: China menegaskan butuh kepemimpinan yang kuat atau akan hancur